Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
PARA pembudidaya ikan didorong untuk memanfaatkan magot sebagai pengganti pelet sekaligus sebagai solusi sampah. Sebab, dengan budidaya magot, maka sampah-sampah organik dapat dimanfaatkan untuk pakan magot. Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Lilly Aprilya Pregiwati mengatakan pihaknya terus mendorong petani ikan perikanan budidaya untuk membudidayakan magot.
"Hari ini kami melatih setidaknya 120 petani ikan bersama dengan para penyuluh di wilayah Jateng mengenai budidaya magot. Sebab, banyak manfaat jika membudidayakan magot. Salah satunya, magot bisa dijadikan alternatif pakan pengganti pelet. Selama ini, biaya pakan atau pelet mencapai 60% dari biaya budidaya. Sehingga dengan adanya magot, maka akan dapat menurunkan biaya pemeliharaan," jelas Lilly di sela-sela pelatihan yang berlangsung di Sumbang, Banyumas, Jawa Tengah (Jateng) pada Kamis (5/3).
Dijelaskan oleh Lilly, selain dimanfaatkan untuk pakan, sesungguhnya magot juga menjadi salah satu solusi untuk mengatasi sampah. "Budidaya magot tidak hanya menjadi alternatif pakan ikan saja, melainkan juga bisa digunakan untul mengatasi sampah, khususnya organik. Sebab, sampah organik menjadi pakan magot. Oleh karena itu, dibutuhkan kelompok. Karena tidak mungkin sampah hanya berasal dari satu pembudidaya saja, katanya.
Di tempat yang sama, anggota Komisi IV DPR RI Sunarna mengatakan bahwa pelatihan tersebut sebagai bentuk pembedayaan kepada para petani ikan. "Ada ratusan yang dilibatkan, terutama para petani ikan di Banyumas. Selain itu, juga ada para penyuluh yang nantinya akan mendampingi dalam budidaya magot. Pelatihan tentu tidak hanya sekali, melainkan bertahap. Sehingga diharapkan, nantinya petani ikan mampu juga menjadi pembudidaya magot. Tidak hanya dapat menekan pengeluaran untuk pembelian ikan, melainkan juga bisa mengurangi sampah," ujar Sunarna.
Sementara Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono menyoroti soal pengelolaan sampah. "Jadi kalau ada pelatihan budidaya magot, tentu sejalan dengan kebijakan Pemkab Banyumas yang terus mendorong untuk memanfaatkan sampah. Dengan budidaya magot, maka sampah organik akan semakin banyak termanfaatkan," tambahnya. (OL-12)
Pemerintah menyatakan akan membersihkan dan menata bangunan kumuh di sekitar TPA Sarimukti.
Penggunaan komposter memungkinkan masyarakat mengolah sampah organik menjadi kompos, mengurangi emisi metana, dan memperbaiki kualitas tanah secara lokal.
Program Adipura tidak lagi hanya menjadi simbol kota bersih, melainkan indikator strategis tata kelola persampahan modern, adil, dan berkelanjutan.
RDF Rorotan tetap menjadi salah satu strategi utama Pemprov DKI dalam mengatasi persoalan sampah, sembari menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi ke depan.
LEMBAGA Pemantau Penyimpangan Aparatur Daerah (LP2AD) menilai Refuse Derived Fuel (RDF) Rorotan bisa menjadi sebagai standar nasional dalam pengelolaan sampah perkotaan.
Asep mengatakan selama ini sampah dari kawasan PIK masih dibuang ke TPST Bantargebang. Di sisi lain, Asep menyinggung soal kondisi Bantargebang yang sudah penuh.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved