Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Kelola Sampah, Kabupaten Pasuruan Bermitra dengan Project STOP 

Mediaindonesia.com
20/2/2020 18:45
Kelola Sampah, Kabupaten Pasuruan Bermitra dengan Project STOP 
Pemkab Pasuruan bekerja sama dengan Project STOP dalam mengelola sampah.(Istimewa)

PEMERINTAH Kabupaten Pasuruan,Jawa Timur memperkuat komitmennya untuk mengurangi pencemaran sampah plastik di lautan dengan mengalokasikan dua hektare lahan untuk pembangunan fasilitas TPST3R (Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu Reuse-Reduce-Recycle) Project STOP.

Fasilitas tersebut akan mengelola pengumpulan dan pemilihan sampah serta proses daur ulang di Kecamatan Lekok dan Nguling, Pasuriuan, untuk pertama kalinya. Komitmen ini dituangkan dalam nota kesepahaman yang ditandatangani untuk Project STOP di Pasuruan, hari ini.

Saat ini, hanya 9% penduduk di Pasuruan yang memiliki akses terhadap layanan pengelolaan sampah, dan hanya 1% dari jumlah sampah tersebut dikelola secara bijak. Penduduk lain tidak memiliki pilihan, selain membuang sampah di lingkungan sekitar mereka.

Diluncurkan pada 2017, Project STOP merupakan sebuah inisiatif dari Borealis dan Systemiq yang  merancang, mengimplementasikan, dan mengembangkan solusi ekonomi sirkular untuk mencegah polusi plastik di Asia Tenggara.

Bekerja sama dengan berbagai perusahaan, pemerintah setempat, serta kelompok masyarakat, Project STOP mendukung kota-kota mitra dengan bantuan teknis guna mencapai target tidak adanya kebocoran sampah di lingkungan, dan memperbaiki sistem ekonomi sirkular.

Selain itu, Project STOP untuk menciptakan lapangan kerja baru di bidang pengelolaan sampah, dan mengurangi dampak negatif dari sampah yang tidak dikelola dengan baik terhadap kesehatan masyarakat, pariwisata, dan perikanan.

Tujuan jangka panjang Project STOP adalah menciptakan solusi-solusi dan model-model baru yang dapat diadopsi dengan cepat di seluruh mata rantai plastik, mulai dari penggunaan plastik hingga pengumpulan dan daur ulang sampah di daerah yang memerlukan perbaikan di manajemen sampah plastik.

Project STOP juga telah berkontribusi dalam menyelesaikan masalah plastik di Muncar, Jawa Timur dan di Jembrana, Bali.

Borealis dan Systemiq bersama dengan Nestlé dan mitra lainnya serta dukungan positif dari Pemerintah Kabupaten Pasuruan meluncurkan kemitraan kota tahun lalu.

Dengan fokus di Kecamatan Lekok dan Nguling, inisiatif ini bertujuan untuk menerapkan sistim pengelolaan sampah berkelanjutan dengan biaya rendah yang akan meningkatkan tingkat pengumpulan sampah dan mencegah pencemaran sampah ke laut.

“Kami sangat senang dan termotivasi untuk bekerja sama dengan Nestlé dan Project STOP dalam mengembangkan sistem pengelolaan sampah yang holistik. Hal ini merupakan salah satu upaya pengembangan yang penting dalam membantu Indonesia mencapai target pengurangan sampah di lautan hingga 70% pada  2025,” ujar Bupati Pasuruan H. M. Irsyad Yusuf.

“Saya berharap program ini dapat membantu kami menciptakan pengelolaan sampah mandiri yang ekonomis sehingga dapat diterapkan di seluruh daerah. Program ini tidak hanya menyediakan lapangan kerja baru, tapi juga meningkatkan kesehatan masyarakat dan mengatasi masalah lingkungan yang disebabkan oleh pengelolaan sampah plastik yang tidak tepat,” papar Irsyad.

Di 2019, tim Project STOP di Pasuruan telah melakukan penelitian yang mencakup pemetaan sosial, pemetaan infrastruktur daur ulang, serta pemilahan jenis sampah dan tata kelola. Hasil dari penelitian tersebut kemudian digunakan untuk membuat strategi paling tepat dalam menciptakan ekonomi sirkular di wilayah ini.

CEO Borealis Alfred Stern mengatakan, “Perluasan kerja sama Project STOP ke lebih banyak kota merupakan  langkah penting untuk memperbaiki sirkularitas plastik, khususnya di daerah yang memiliki tingkat kebocoran sampah yang tinggi."

Sebagai mitra industri dan perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial, kami menghargai komitmen dari Nestlé dan seluruh mitra kami, terutama Pemerintah Kabupaten Pasuruan yang telah bersedia untuk bekerja sama dalam mencegah sampah plastik masuk ke lautan. Perubahan itu mungkin!”

“Pada intinya, Project STOP berfokus pada keterlibatan masyarakat dan kepemimpinan pemerintah. Mencegah sampah plastik terbuang langsung ke lingkungan merupakan tujuan utama kami dengan Kabupaten Pasuruan, komunitas dan mitra kami,” kata Program Director, Ocean Plastics Asia, dan Partner di Systemiq, Joi Danielson.

“Dengan pendirian TPST3R, kami memiliki ambisi bahwa di 2022, kami mampu mengelola setidaknya 1.500 ton sampah plastik dengan baik setiap tahunnya,” tambahh Danielson.

“Nestlé berkomitmen untuk memastikan 100% kemasan kami dapat didaur ulang atau digunakan kembali pada 2025. Pendekatan kami untuk menciptakan sistem yang lebih berkelanjutan dan sirkular," ujar Presiden Direktur Nestlé Indonesia Dharnesh Gordon.(RO/OL-09)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya