Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
KEMENTERIAN Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Balai Riset Pemulihan Sumber Daya Ikan (BRPSDI) tengah berupaya membuat Sungai Citarum produkdif dalam kegiatan perikanan. Upaya itu dilakukan dalam wadah Program Citarum Harum yang dicanangkan Presiden Joko Widodo pada 2018 lalu.
Untuk diketahui, program itu mencakup percepatan pengendalian pencemaran dan kerusakan daerah aliran Sungai Citarum serta waduk kaskade Citarum (Saguling, Cirata dan Ir H Djuanda).
Kepala BRPSDI Aulia Riza Farhan mengklaim telah memiliki tiga solusi jangka pendek dan panjang guna mendukung kegiatan budidaya ikan ini.
Solusi pertama merupakan solusi jangka pendek berupa penggunaan teknologi keramba jaring apung dengan sistem manajemen melalui resirkulasi dan tanaman.
Baca juga: Berdaya karena Tangan Swasta
Teknologi yang dimaksud bernama KJA SMART. Nantinya teknologi ini mampu melakukan pencegahan dan pengendalian masalah lingkungan hidup yang disebabkan limbah fosfat (PO43-) pada ekosistem air tawar.
Pengendalian ini mengadopsi sistem akuaponik yang telah dimodifikasi sehingga dapat diterapkan di perairan terbuka waduk/danau.
“Solusi kedua yaitu teknologi eelway yang merupakan salah satu bentuk teknologi fishway (jalur ruaya ikan) guna mempermudah ikan melewati konstruksi melintang sungai yang dibuat manusia. Eelway sangat diperlukan dalam rencana pembangunan waduk-waduk di Indonesia,” ujarnya melalui keterangan resmi kepada Media Indonesia, Selasa (11/2).
Menurut Peneliti Utama BRPSDI Didik Wahyu Hendro Tjahjo, eel merupakan bahasa lain dari ikan sidat.
Menurut Aulia, ikan ini primadona perikanan budidaya Indonesia yang tengah menjadi perhatian dunia. Sejalan dengan menurunnya produksi benih sidat dunia. Salah satu penyebabnya adalah pembangunan DAM di beberapa ruas sungai habitat sidat menghambat ruaya sidat. Teknologi eelway diharapkan jadi jawaban persoalan tersebut.
Selanjutnya untuk solusi yang ketiga merupakan solusi jangka panjang. Melalui penerapan teknologi pemacuan stok beberapa jenis ikan atau dinamakan Culture Based Fisheries (CBF).
Teknologi ini bertujuan meningkatkan/memacu rekruitmen alami satu atau beberapa jenis ikan dari kelompok planktivora-herbivora yang dihasilkan dari panti perbenihan untuk ditebar di suatu badan air.
Dalam program ini, ikan-ikan tersebut tumbuh dengan memanfaatkan makanan alami sehingga produksinya meningkat mendekati daya dukung perairan/alaminya.
Aulia menambahkan, ini dapat dikelola oleh sekelompok masyarakat dengan pendampingan (ko-manajemen) dan dikembangkan melalui sistem insentif. Dengan demikian, CBF dapat menjadi program alih profesi bagi pekerja dan pemilik KJA yang terkena dampak penertiban.
“Dalam studi kasus untuk Waduk Ir Juanda, optimalisasi perikanan tangkap melalui pengembangan CBF diestimasi mampu meningkatkan produksi perikanan tangkap hingga 1.500 ton/tahun dan memberikan manfaat dalam memberi ruang bagi masyarakat mendapatkan mata pencaharian alternatif/alih profesi,” saran Didik. (OL-1)
Yang perlu dilakukan dan direalisasikan ke depan adalah memungut PNBP untuk kapal-kapal izin daerah dgn besaran kapal 5GT sd 30GT yang melaut sampai dengan 12 mil.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bangun Kawasan Sentra Industri Garam Nasional (K-SIGN) di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT).
KKP berkomitmen membangun sejumlah sarana dan prasarana di kawasan Warloka Pesisir yang mencakup dermaga permanen, gudang beku (cold storage) berkapasitas memadai, serta pabrik es.
Asosiasi Pengusaha Bumiputera Nusantara Indonesia (Asprindo) menyatakan kesiapan untuk mengimplementasikan Global Quality and Standard Programme (GQSP) Indonesia Fase 2.
CTI-CFF bekerja sama dengan KKP mengadakan media gathering untuk memperingati ulang tahun ke-16 CTI-CFF dan secara resmi meluncurkan perayaan Hari Terumbu Karang 2025, Kamis (22/5).
Berkat respons cepat dari pihak Basarnas dan KKP, jenazah berhasil dievakuasi saat kapal masih berada di perairan sekitar Belawan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved