Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
PUSAT Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng, Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) kembali melepasliarkan tiga orangutan ke habitat alami di hutan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR) Kabupaten Katingan, Kalteng, Rabu (15/1).
Ketiga orangutan ini terdiri dari 1 jantan (Chio) dan 2 betina (Rizky dan Mia) yang usianya berkisar antara 13-18 tahun yang akan diberangkatkan, Rabu (15/1) dari Nyaru Menteng, Kota Palangka Raya langsung menuju ke DAS Hiran dalam perjalanan yang diperkirakan berlangsung selama 19 jam.
''Daerah DAS Hiran di dalam wilayah TNBBBR, mulai dimanfaatkan sebagai daerah pelepasliaran orangutan sejak Agustus 2019 lalu. Daerah ini telah menampung 33 orangutan hasil rehabilitasi yang dilepasliarkan dalam 4 pelepasliaran,'' kata Jamartin Sihite, CEO Yayasan Bos, Rabu, (15/1).
Menurut Jamartin, pihaknya masih setia dengan komitmen untuk melepasliarkan orangutan sebanyak mungkin dari pusat-pusat rehabilitasi di hutan dan mengeluarkan mereka yang saat ini dirawat di kandang ke pulau-pulau suaka atau pra-pelepasliaran.
''Dan kami kembali melepasliarkan orangutan bahkan di bulan pertama tahun ini (2020). Bagi kami, tidak ada istirahat,'' ujarnya.
Di sisi lain kata dia, intensitas pelepasliaran yang tinggi, membuat dua situs pelepasliaran yang pihaknya gunakan di Kalimantan Tengah semakin mendekati daya tampung maksimalnya. Wilayah hutan di Hutan Lindung Bukit Batikap dan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya tidak cukup untuk mengakomodasi semua orangutan yang masih pihaknya rehabilitasi saat ini.
''Kami harus terus mencari hutan yang memenuhi syarat untuk situs pelepasliaran. Kami berharap dukungan dari pemerintah dan swasta untuk mewujudkan upaya ini,'' harapnya.
Dijelaskan Jamartin, ketiga orangutan yang akan dilepasliarkan kali ini telah menjalani tahap hidup di pulau pra-pelepasliaran, sebuah habitat semi liar yang dipantau secara ketat oleh tim dari Yayasan BOS untuk menampung orangutan yang telah menyelesaikan tahap rehabilitasi di Sekolah Hutan.
Sementara itu menurut Kepala Balai TNBBBR Wilayah Kalteng dan Kalbar Agung Nugroho, pihaknya tetap berkomitmen penuh menjaga keamanan orangutan hasil rehabilitasi yang dilepasliarkan di sini. Hutan di taman nasional ini sanggup menampung para orangutan untuk hidup liar dan bebas, terlindungi dan berkesempatan untuk berkembang biak.
''Pemanfaatan DAS Hiran untuk pelepasliaran orangutan sejak tahun lalu adalah upaya untuk menjaga persebaran orangutan rehabilitasi yang dilepasliarkan di taman nasional ini,'' katanya.
Upaya ini tutur dia, telah membantu orangutan berkembang biak dengan baik, dengan tercatat 2 kelahiran alami di sini. Ini tentu kabar menggembirakan bagi keberadaan orangutan kalimantan yang saat ini berstatus sangat terancam punah. Dan menjadi kewajiban menjaga mereka untuk tak hanya bertahan, namun juga hidup sejahtera. (Ol-11)
BALAI Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau mendapatkan laporan dari pihak pengelola Lembaga Konservasi (LK) Kasang Kulim terkait kelahiran satwa langka hampir punah, orangutan.
Penelitian University of Warwick mengungkap orangutan liar melakukan vokalisasi dengan kompleksitas berlapis, seperti komunikasi manusia.
MENTERI Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni melakukan peninjauan ke kawasan konservasi dan rehabilitasi orang utan di Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah.
Kehadiran bayi orangutan ini menambah koleksi satwa orangutan Kalimantan di Bandung Zoo menjadi enam ekor saat.
Enam orangutan yang telah menjalani proses rehabilitasi intensif di Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng dilepasliarkan.
Orangutan jantan Aben, Muaro, Onyo, Batis, dan Lambai juga memiliki riwayat penyelamatan yang hampir sama ketika diselamatkan
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved