Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
IKATAN Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) berkomitmen mendukung pemerintah untuk memerangi radikalisme yang dapat mengganggu keutuhan NKRI. ISNU juga diharapkan dapat mengambil peran dalam berbagai bidang pemerintahan dan politik.
Hal ini disampaikan Pimpinan Pusat ISNU M Thamrin di sela kegiatan 'Madrasah Kader NU Angkatan ke-187' yang berlangsung 29-30 November 2019 di Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel).
"NU mempunyai komitmen memegang teguh pilar kebangsaan dan pancasila, menjaga kebhinekaaan dan keberagaman dalam bingkai NKRI," tutur Thamrin.
ISNU juga mendukung pemerintah dalam upaya memerangi radikalisme atau orang-orang yang tidak bisa menerima idiologi negara pancasila.
Radikalisme. menurut Thamrin, tidak dapat dilihat dari penampilan seseorang tetapi tentang pikiran seseorang yang terkontaminasi, tidak hanya aksi di lapangan juga berupa gerakan politik sebagai bentuk pertentangan terhadap negara.
"Paham radikalisme ini tidak boleh merongrong negara dan harus kita lawan," ujarnya.
Ketua ISNU Kalsel, Prof Asin Rivai berharap ke depan ISNU dapat mengambil berperan lebih besar baik di pemerintahan dan politik tanah air.
Sekretaris Daerah Kalsel yang juga Ketua PWNU Kalsel, Haris Makkie menegaskan ISNU hendaknya dapat menampilkan sosok sarjana yang baik, bermanfaat bagi masyarakat.
"Berperan dalam meningkatkan kualitas kehidupan, memberdayakan masyarakat, teladan dalam bertoleransi serta berakhlak mulia. Di era industri 4.0 saat ini ISNU tidak boleh ketinggalan. Bagaimana warga NU dapat menguasai teknologi digital tetapi tidak boleh meninggalkan budaya NU dan warisan ulama terdahulu,." papar Haris. (DY/OL-09)
FPHW secara tegas menolak berkembangnya organisasi masyarakat yang teridentifikasi dan menganut paham intoleransi, radikalisme dan terorisme.
Pancasila dan khilafah tidak bisa hidup berdampingan di Indonesia. Salah satunya harus dikorbankan.
SOSOK Prof Yudian Wahyudi menjadi salah satu lulusan pesantren yang berhasil di dunia akademik. Dari Pesantren Termas di Pacitan, Jawa Timur.
KARENA Indonesia negara multikultural, munculnya potensi radikalisme menjelang pilkada serentak 9 Desember 2020 masih sangat tinggi.
Paham radikalisme tumbuh subur di masyarakat karena tidak sedikit orang yang baru belajar agama tidak mampu menafsirkan ilmu itu dengan baik.
Kelompok teroris tersebut bahkan telah melakukan penggambaran untuk serangan tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved