Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
TIM Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sumatra Selatan terus mewaspadai kemungkinan kenaikan inflasi hingga akhir tahun ini. Apalagi terdapat sejumlah pemicu dalam rentang waktu tersebut. Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sumsel, Yunita Resmi Sari mengatakan, kewaspadaan perlu ditingkatkan meski saat ini angka inflasi di Sumatra Selatan masih terkendali.
"Hingga akhir tahun nanti, kita catat ada sejumlah momentum yang dapat memicu terjadinya inflasi. Seperti menjelang akhir tahun ada momen Natal dan libur tahun baru. Berdasarkan histori inflasi kita biasanya meningkat saat hari libur," jelasnya dalam rapat dengan Gubernur Sumatra Selatan, Herman Deru, Selasa (26/11/2019).
Ia mengatakan kecenderungan terjadinya inflasi pada bulan-bulan penghujung tahun karena adanya lonjakan permintaan. Terutama komoditas yang biasa menyumbang terjadinya inflasi di Sumsel. Komoditas berasal dari kelompok volatile foods itu seperti daging ayam ras dan telur ayam.
"Saat ini harga kedua komoditas itu cenderung stabil karena lagi over suplai. Tetapi kami tetap harus waspada pada bulan selanjutnya saat konsumsi meningkat," kata dia.
Meski mendeteksi sejumlah pemicu inflasi, Bank Indonesia Perwakilan Sumsel juga optimistis laju inflasi Sumsel dapat terkendali bahkan masuk di batas bawah target inflasi yang telah ditetapkan. Yakni sebesar 3,5 persen plus minus satu persen.
"Pertumbuhan ekonomi yang tinggi, dengan inflasi yang terkendali menunjukkan perekonomian Sumsel dalam kondisi yang baik. Kami optimistis terhadap itu," terang dia.
Ia menyebut, terkendalinya inflasi di Sumsel, didorong oleh stabilnya inflasi administered prices yang tercatat deflasi. Hal ini sebagai dampak kebijakan penurunan tarif angkutan udara seiring dengan inflasi inti yang terjaga dan inflasi volatile food di tengah kenaikan harga komoditas cabai merah.
"Naiknya harga komoditas cabai merah disebabkan oleh menurunnya pasokan cabai merah preferensi masyarakat yang berasal dari Jawa Barat, Bengkulu dan Lampung. Meskipun produksi cabai merah Sumsel masih lebih besar dibandingkan dengan konsumsi Sumsel," kata dia.
baca juga: Indonesia Genjot Produksi Minyak 1 Juta Barrel Per Hari
Sementara itu, Gubernur Sumsel Herman Deru berharap pertumbuhan ekonomi daerah ini terus meningkat dan berupaya menekan terjadinya inflasi.
"Saat ini di Provinsi Sumsel, inflasinya tergolong baik dan terkendali. Posisinya kini lebih rendah dari inflasi yang terjadi di provinsi lain bahkan secara nasional, Sumsel cukup rendah. Semua ini adalah hasil upaya dari Pemprov dan Perwakilan BI Provinsi Sumsel, instansi vertikal dan Satgasda Pangan sumsel yang terhimpun dalam TPID Provinsi Sumsel," kata gubernur. (OL-3)
LAPORAN Badan Pusat Statistik (BPS) Jakarta mencatat inflasi sebesar 0,13% pada Juni 2025 dibanding bulan sebelumnya.
Badan Pusat Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat laju inflasi pada Juni 2025 di wilayah ini sebesar 0,23% (month-to-month - mtm).
INFLASI bulanan pada Juni 2025 tercatat sebesar 0,19%, ditandai dengan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 108,07 pada Mei menjadi 108,27.
Pada pertengahan Juni 2025, harga beras di beberapa pasar tradisional Kabupaten Deli Serdang naik hingga 3,4% dibanding bulan sebelumnya.
Reorientasi belanja daerah sebagai bantalan fiskal yang tangguh dapat menjadi strategi lain guna mengendalikan inflasi daerah.
BANK Indonesia(BI) mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di angka 5,50%. Keputusan itu diambil melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 Juni 2025
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved