Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Siswa Sekolah Sukma Bangsa Ikut Meriahkan Pembukaan MTQ Provinsi

Amiruddin Abdullah Reubee
23/9/2019 11:40
Siswa Sekolah Sukma Bangsa Ikut Meriahkan Pembukaan MTQ Provinsi
Sebanyak 20 siswa Sukma Bangsa Pidie sebagai pemukul alat musik rapa'i Aceh untuk mengiringi tari Meusyuhu.(MI/Amiruddin Abdullah Reubee)

SEBANYAK 20 siswa Sekolah Sukma Bangsa dipercaya tampil sebagai penari massal Meusyuhu pada pembukaan Musabaqah Tiwalatil Quran (MTQ) ke 34  tingkat Provinsi Aceh di Kota Sigli, Kabupaten Pidie, Sabtu (21/9) malam.  Tarian massal Meusyuhu yang tampil bernuansa Islami memiliki makna yaitu masyarakat Aceh, khusususnya warga Pidie sangat ramah memuliakan tamu.

Dari 115 penari masal itu, sebanyak 20 orang diantaranya adalah siswa SMP dan SMA Sukma Bangsa yang beralamat di Desa Pinieung, Kecamatan Peukan Baro, Kabupaten Pidie. Sedangkan selebihnya yaitu berasal dari sekolah lain seperti SMA Negeri Unggul Sigli, SMA 3 Negeri Unggul, SMA Negeri Delima dan SMP Yasasan Pembinaan Ummat Sigli.

Tampilnya 20 siswa Sukma Bangsa Pidie sebagai pemukul alat musik rapa'i Aceh (alat musik tradisional Aceh) memukau puluhan ribu penonton. Termasuk Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah, para bupati/wali kota se Aceh hingga mantan Gubernur Aceh periode 1990 an Syamsuddin Mahmud.

"Tampilan saya dan rekan-rekan lainnya di perhelatan MTQ Aceh ke-34 ini sebagai partipasi kaum remaja dalam membangun Aceh yang lebih baik di masa depan" tutur Muhammad Haiqal, seorang personel penari massal Meusyuhu siswa kelas 12 (III) Sekolah Sukma Bangsa Pidie, kepada Media Indonesia, Minggu (22/9).

Apriadi, pelatih tari Meusyuhu yang juga Kepala Dinas Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Pidie, mengatakan, tarian masal Meusyuhu adalah kalaborasi pesan pesan kegigihan masarakat Pidie yang gigih berjuang di perauntauan untuk menggung nafkan sanak keluarga di kampung halaman. Dalam tarian itu juga tergambar motto masyarakat Pidie yakni Pang Ulee Buet Ibadan, Pang Ulee Hareukat Meugoe (perbuatan paling utama adalah ibadah kepada Allah, mencari nafkah paling utama adalah pertanian).

baca juga: Operasi Hujan Buatan di Jambi Mulai Hari Ini

"Ini tarian kebanggaan. Di sini tergambar keramahan warga Aceh dalam tradisi memuliakan tamu dan terkandung makna ke Islaman sangat tinggi. Karya seni ini juga menyampaikan pesan kekompakan dalam membangun negeri" jelas Apriadi.

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya