Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Ratusan Warga Demo, Penambangan Pasir Ilegal Dihentikan

Liliek Darmawan
17/9/2019 14:15
Ratusan Warga Demo, Penambangan Pasir Ilegal Dihentikan
Sekitar 200 warga Desa Kemangkon, Kecamatan Kemangkon, Purbalingga, Jateng menggelar aksi penolakan tambang pasir di Sungai Serayu.(MI/Liliek Darmawan )

SEKITAR 200 warga yang didominasi ibu-ibu dari Desa Kemangkon, Kecamatan Kemangkon, Purbalingga, Jawa Tengah (Jateng) menggelar aksi menolak penambangan pasir ilegal di Sungai Serayu. Atas desakan warga tersebut, Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkompimcam) memutuskan untuk menutup tambang pasir dan meminta agar alat berat ditarik.

Camat Kemangkon Yuni Rahayu mengatakan setelah ada demo warga, maka Forkompimcam bertemu dengan pengelola tambang.

"Intinya sudah ada kesepakatan kalau penambangan harus dihentikan. Nanti, alat berat ditarik semuanya. Untuk pengelola tambang harus memulai memproses izin kalau masih akan menambang. Apakah nantinya izin diterima atau tidak, itu kan ada prosesnya. Termasuk melibatkan masyarakat," kata Camat Yuni, Selasa (17/9).

Di tempat yang sama, Kapolsek Kemangkon Ajun Komisaris Purwoko meminta masyarakat untuk tetap tenang.

"Kami minta masyarakat tetap tenang dan damai menjaga kondusivitas Desa Kemangkon. Karena sudah ada kesepakatan kalau penambangan berhenti," ujarnya.

Sebelumnya tidak kurang dari 200 warga yang sebagian besar adalah ibu-ibu menggelar aksi di jalan desa yang menjadi lalu lintas kendaraan truk pengangkut pasir. Mereka membentangkan berbagai macam poster yang intinya adalah menolak penambangan pasir dan menuntut agar alat berat segera pergi dari Sungai Serayu.

"Tuntutan kami jelas, warga tidak mau ada penambangan pasir di Sungai Serayu karena bakal merusak lingkungan," tegas Dewi, salah seorang warga saat orasi.

baca juga: Polisi Amankan Lima Orang Pembakar Hutan

Penduduk lainnya, Solikin, menambahkan penolakan warga didasarkan atas kerugian yang diderita warga.

"Jelas, sungai menjadi rusak. Selain itu, jalan desa yang menjadi arus lalu litas truk dipastikan bakal rusak juga. Karena truk mengangkut pasir, apalagi ada alat berat yang  diterjunkan," ujar Solikin. (OL-3)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik