Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Teknologi Penjernih Air Gambut Dari Desa Jejangkit

Denny Susanto
17/9/2019 07:55
Teknologi Penjernih Air Gambut Dari Desa Jejangkit
Alat penjernih air gambut dari desa Jejangkit Timur Kalimantan Selatan(MI/Denny Susanto )

SALAH satu masalah yang dihadapi masyarakat yang bermukim di daerah rawa adalah ketersediaan air bersih. Di daerah rawa air pada umumnya berwarna coklat kehitaman dengan tingkat keasaman tinggi. Di daerah yang belum terjangkau pelayanan air bersih lewat jaringan perpipaan atau baru mendapatkan layanan terbatas melalui tandon-tandon air dari pemerintah (PDAM), warga terpaksa memanfaatkan air rawa untuk keperluan sehari-hari bahkan untuk minum.

Di Desa Jejangkit Timur Kecamatan Mandastana, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan sebagian warga masih mengandalkan air rawa untuk keperluan sehari-hari. Tandon-tandon air yang disediakan pemerintah hanya diperuntukkan untuk air minum terlebih saat musim kemarau seperti sekarang ini.

Banyak pula warga yang rela membeli air bersih dari pedagang keliling, meski harus mengeluarkan biaya besar setiap bulannya. Dilatarbelakangi kondisi kesulitan air bersih yang dialami warganya, Muamar Kepala Desa Jejangkit Timur membuat sebuah terobosan dengan membangun alat penjernih air.

"Selama ini masyarakat desa Jejangkit kesulitan air bersih. Air di sini masam dan berwarna kehitaman sehingga tidak layak dikonsumsi. Tapi sebagian warga terpaksa mengkonsumsinya," tutur Muamar.

Pembuatan alat penjernih air ini awalnya hanya belajar dari internet dan kemudian mendapat bimbingan petugas Pemerintah Kabupaten Barito Kuala.
 
Alat penjernih air ini sebenarnya adalah teknologi sederhana. Nurul Kartini, Kasi Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD) Kalsel menerangkan proses penjernihan air rawa menjadi air bersih dimulai dari proses penyaringan air (screening) berupa tindakan memisahkan sampah, kemudian proses pengendapan lumpur dan kotoran.

Dilanjutkan dengan proses klarifier di dalam tangki sendimentasi. Klarifier adalah proses mempercepat pembentukan flok dengan memasukkan larutan Alum. Dalam tahapan ini terjadi pemisahan air bersih dan air kotor. Tahapan lainnya dengan menambah disinfektan seperti tawas, kapur dan klorin sesuai dosis tertentu.

"Hasil alat penjernih air ini dapat menghasilkan air bersih yang setara bahkan lebih bersih dari air PDAM. Saat ini hampir seluruh warga Desa Jejangkit Timur telah memanfaatkan air rawa hasil penjernihan ini.  Beberapa kabupaten yang punya kendala air bersih di Kalsel juga telah belajar dari Muamar," ujarnya.

Kepala BPMD Kalsel, Zulkifli mengatakan alat penjernih air buatan Muamar dan masyarakat Desa Jejangkit Timur ini menjadi unggulan Kalsel pada pekan Inovasi Perkembangan Desa dan Teknologi Tepat Guna tingkat nasional yang digelar Kementerian Desa di Bengkulu pekan depan.

baca juga: BPBD Kalsel Jebol Irigasi Untuk Padamkan Kebakaran Gambut

"Kita berharap alat penjernih air ini bisa memenangkan lomba teknologi tepat guna, karena ketersediaan air bersih merupakan masalah krusial dihadapi masyarakat," ujarnya.

Terlebih alat penjernih air Desa Jejangkit Timur yang mulai dikembangkan sejak 2018 ini sudah diadopsi banyak daerah di Kalsel, seperti Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan Hulu Sungai Utara yang juga menghadapi masalah air bersih. (OL-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya