Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Belasan Orangutan di Kalteng Terserang ISPA

Antara
17/9/2019 09:00
Belasan Orangutan di Kalteng Terserang ISPA
Seekor orangutan belajar beraktivitas di atas pohon di sekolah hutan Centre for Orangutan Protection (COP) Borneo(ANTARA/HO/COP Borneo-Ruweti Nurpiana)

BELASAN orangutan yang sedang direhabilitasi di kawasan Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (BOS) di Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah, terinfeksi saluran pernapasan akut akibat kabut asap selama beberapa pekan terakhir.    

Orangutan yang terinfeksi ISPA itu mulai dari dewasa hingga balita yang berada di kandang maupun sedang mengikuti sekolah hutan. Hal itu diungkapkan salah seorang dokter Yayasan BOS Viet di Palangkaraya, Selasa (17/9).    

"Lokasi sekolah hutan memang tidak terlalu jauh dari hutan yang terbakar. Kemungkinan itu salah satu yang menyebabkan belasan orangutan mengalami ISPA," ujarnya.        

Mengenai orangutan hasil rehabilitasi yang sudah dilepas di sejumlah hutan, Yayasan BOS belum menemukan ataupun mendapat informasi.

Meski begitu, pihak Yayasan BOS terus berupaya memantau hutan-hutan yang menjadi tempat pelepasliaran orangutan.    

Baca juga: Dampak Kabut Asap, Bupati Liburkan Sekolah DI Dharmasraya 3 Hari

Viet mengatakan dirinya sekarang ini lebih fokus memantau dan merawat orangutan yang berada di pusat rehabilitasi.

Apabila ada yang terinfeksi, langsung dilakukan penanganan dengan memberikan beberapa ramuan herbal dan suplemen vitamin serta lainnya.   

"Kami memang membuat sendiri ramuan herbal dari bawang yang diberikan kepada orangutan terserang ISPA. Kan ada juga orangutan yang sempat terserang ISPA, berhasil disembuhkan. Tapi, karena ada kabut asap ini, ya kambuh lagi," kata Viet.    

Berdasarkan data Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kemen LHK), kondisi udara di Provinsi Kalteng, khususnya Kota Palangkaraya telah berada di level berbahaya bagi mahluk hidup, baik manusia, orangutan, maupun hewan lainnya.    

Kabut asap pekat akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) itu juga membuat pemerintah daerah meliburkan aktivitas belajar mengajar dari tingkat TK hingga perguruan tinggi.

Penerbangan dari dan ke Bandara Tjilik Riwut Kota Palangkaraya pun banyak yang dibatalkan. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya