Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Belasan Anak dengan Down Syndrome Pamerkan Gaya Bersilat

Ardi Teristi
07/9/2019 19:03
Belasan Anak dengan Down Syndrome Pamerkan Gaya Bersilat
Pesilat sedang memeragakan jurus di Pencak Malioboro Festival ke-6.(MI/Ardi Teristi)

GERAKAN memukul, menendang, menangkis, dan menghindar dengan indah ditampilkan di atas panggung oleh perguruan silat Sh Pilangbango cabang Wonosobo. Ketujuh pendekar berusia remaja itu menampilkan jurus-jurus pencak silat dengan diiringi lantunan musik tradisional.

Perguruan silat Sh Pilangbango cabang Wonosobo merupakan salah satu perguruan silat yang tampil dalam Pencak Malioboro Festival ke-6 di Monumen Serangan Oemoem 1 Maret, Yogyakarta. Sekitar 7.000 pesilat dan pemerhati pencak silat mengikuti kegiatan ini, termasuk dari luar negeri, seperti Malaysia, Singapura, Australia, Jepang, dan Hongaria.

Menurut Ketua Perguruan Silat Sh Pilangbango Cabang Wonosobo, Saifudin Diergo kegiatan semacam ini penting untuk bersilaturahmi antarperguruan silat yang ada. "Pencak silat asli dari budaya kita. Ada pendidikan karakter, unggah-ungguh di dalamnya sehingga harus senantiasa kita uri-uri (hidupi)," kata dia.

Dalam gelaran itu, 15 anak penyandang down syndrome juga ikut menunjukkan keahlian mereka. Mereka tampak percaya diri memeragakan jurus-jurus pencak silat.

"Tadi dari 22 anak, 15 di antaranya adalah anak dengan down syndrome," kata Sekretaris Persatuan Orangtua Anak dengan Down Syndrome, Titi Rahayu Ningsih.

Baca juga: Ditelepon Wagub NTT, TKI Ungkap Dijual US$8.000 ke Suriah

Mereka sudah berlatih mulai Februari 2019 oleh pelatih pencak silat dari mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta.

Menurut Titi, berlatih silat baik untuk anak dengan down syndrome. Gerakan-gerakan memukul, menangkis, menendang, dan gerak silang melatih saraf motorik mereka.

"Ada gerakan motorik kasar dan halus serta menambah percaya diri anak untuk tampil," kata Titi.

Panitia Tangtungan Indonesia Shinta Kertasari mengatakan, Pencak Malioboro Festival ke-6 pada 6-8 September ini merupakan perwujudan keinginan untuk ikut serta dalam pembangunan karakter bangsa dan melestarikan budaya bangsa Indonesia."Event kali ini sekaligus upaya dari Yogyakarta untuk meminimalkan residu pertentangan, mendamaikan kembali antarkelompok sebagai dampak Pemilu 2019 lewat pencak silat," pungkas dia. (X-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Henri Siagian
Berita Lainnya