Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Pemprov Jabar Gandeng Astra Untuk Perbaiki Kurikulum SMK

Bayu Anggoro
29/8/2019 13:34
Pemprov Jabar Gandeng Astra Untuk Perbaiki Kurikulum SMK
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat menjelaskan kerja sama pemprov dengan PT Astra Internasional, Kamis (29/8).(MI/Bayu Anggoro )

PEMERINTAH Provinsi Jawa Barat secara resmi menggandeng PT Astra Internasional untuk meningkatkan kualitas lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Melalui kerja sama ini, industri otomotif tersebut akan membantu perbaikan kurikulum hingga pembangunan infrastruktur di sekolah vokasional tersebut. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) mengatakan, kerja sama tersebut merupakan langkah nyatanya dalam mereposisi kurikulum SMK. Sebab, selama ini lulusan sekolah kejuruan tersebut banyak yang tidak terserap dunia kerja.

"Reposisi kurikulum SMK di Jabar sedang dimulai. Selama ini tidak link and match antara SMK dengan industri," kata Emil usai menandatangani kerja sama tersebut, di Bandung, Kamis (29/8).

Melalui kerja sama ini, Emil dengan tegas menitipkan SMK kepada industri agar memiliki relevansi antara lulusannya dengan kebutuhan dunia kerja.

"Sementara ini baru dengan Astra. Ke depannya akan menyusul industri-industri yang lain," katanya.

Menurut dia, nantinya PT Astra Internasional akan membimbing 360 SMK yang ada di wilayahnya.

"Indusri yang akan membina dan mengingatkan. Ini jawaban dari pengurangan pengangguran lulusan SMK," katanya.

Sebagai contoh, kata dia, selama ini SMK otomotif masih mengajarkan siswanya tentang perbaikan mesin kendaraan yang menggunakan karburator. Padahal, dunia inudstri sudah tidak menggunakan unsur tersebut seiring hadirnya sistem injeksi. Ke depan, Emil berharap semakin banyak industri yang mau melakukan hal tersebut demi peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam negeri.

"Tolong setiap ada teknologi baru yang digunakan industri, segera mengundang SMK untuk disosialisaskan," katanya.

Lebih lanjut Emil katakan, jumlah SMK di Jawa Barat mencapai 2.950 yang terdiri dari negeri dan swasta. Untuk mereposisi seluruhnya, menurut dia butuh sekitar 10-12 pelaku industri yang mau terlibat seperti PT Astra Internasional. Untuk mencapai hal itu, pihaknya sudah membentuk tim agar semakin banyak industri yang mau terlibat. Selain dari kerja sama dengan industri, Emil menyebut pihaknya pun terus memperbaiki kurikulum pendidikan di SMK. Sebagai contoh, untuk SMK pertanian kini tengah dikenalkan metode penyiraman dengan menggunakan teknologi.

"Dulu kan menyiram dengan cara biasa, sekarang pakai teknologi," katanya.

Oleh karena itu, menurutnya pada ajaran baru 2020 seluruh reposisi kurikulum ini akan bisa diterapkan di setiap SMK.

"2020 harus diaplikasikan semuanya," kata dia.

Di tempat yang sama, Kepala Divisi CSR PT Astra Internasional Riza Deliansyah mengatakan, kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat ini merupakan tindak lanjut dari kerjasamanya dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

"Kita awalnya dengan kementerian pendidikan, ada percontohan di Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur," katanya.

Dalam membimbing 360 SMK di Jawa Barat, pihaknya akan mengenalkan teknologi apa saja yang digunakan industri saat ini. Selanjutnya, pelaku usaha inipun akan melatih guru di sekolah kejuruan tersebut tentang penggunaan teknologi terbaru.

"Kita kasih kesempatan untuk magang, dibawa ke pabrik-pabrik kami, ada Toyota, Daihatsu, Isuzu, BMW," katanya.

Selain itu, pihaknya akan memberikan teaching factory berupa pembuatan miniatur pabrik di SMK. Pengenalan dan pelatihan seperti ini diyakini lebih tepat terutama jika mengacu pada keterbatasan biaya.

"Jadi pendidikan itu bukan fisik dulu, tapi transfer ilmu dari guru ke murid. Setelah brainware, baru software, tentang sistem pengajaran yang bagus. Baru infrastuktur dibangun. Jadi enggak dimulai dari infrastruktur," katanya.

Anggota DPRD Jawa Barat periode 2019-2024, Tobias Ginanjar mendukung langkah Emil yang mereposisi kurikulum di SMK. Cara ini memang harus dilakukan agar lulusan SMK memiliki keterampilan yang sesuai dengan kabutuhan industri. Menurut dia, selama ini lulusan SMK banyak yang tidak terserap dunia kerja.

"Lulusan SMK banyak yang menganggur. Padahal orang masuk SMK itu ingin dapat kerja," katanya.

baca juga: Timor Leste Jadi Pasar Potensial Daging dan Otomotif Indonesia

Dia menilai Pemerintah Provinsi Jawa Barat mempunyai peran yang besar untuk memperbaikinya karena memiliki kewenangan penuh terhadap SMK. Tobias pun memuji langkah Emil yang menggandeng industri untuk mereposisi kurikulum sekolah vokasional tersebut.

"Pemerintah memang harus menjalin kerjasama dengan sektor swasta dalam hal ini pelaku usaha. Selain reposisi kurikulum, ini juga penting agar bisa memastikan lulusan SMK bisa terserap dunia kerja," katanya. (OL-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya