Sawah Kering Dijadikan Bahan Batu Bata

UL/CS/AU/RF/AD/JS/BB/LD/JI/N-1
08/7/2019 23:45
Sawah Kering Dijadikan Bahan Batu Bata
Produksi batu bata.(ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)

BERBAGAI cara dilakukan petani yang lahannya mengalami kekeringan agar mereka tetap memperoleh penghasilan di musim kemarau seperti sekarang. Di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, sejumlah petani menyewakan sawah mereka yang kering untuk lahan pembuatan batu bata. Ada juga yang memanfaatkan dengan menanam semangka.

"Kalau sawah sudah kekeringan, kami tidak bisa lagi mendapat uang dari sana," kata Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Kandanghaur, Waryono, kemarin.

Karena itu, saat mengalami kekeringan, sawah disewakan kepada para pembuat bata merah yang akan memanfaatkan tanah bagian atas sawah yang kondisinya retak-retak akibat cuaca panas sebagai bahan pembuatan batu bata. Selain untuk batu bata, tanah kering tersebut biasanya juga digunakan untuk urukan.

Dengan menjual tanah untuk pembuatan bata merah, ujar Waryono, ia dan petani lainnya masih bisa memperoleh uang untuk bertahan hidup. Di Kecamatan Kandanghaur, para petani yang lahannya keke-ringan kini beralih menanam semangka. Di kecamatan itu sekitar 15 hektare lahan sawah yang kekeringan kini beralih ditanami semangka.

Sementara itu, 22.755 warga Kabupaten Karawang, Jawa Barat, terancam kekeringan. Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Karawang Anyang Saehudin, warga sebanyak itu tersebar di tiga kecamatan meliputi 14 desa, yaitu Kecamatan Pangkalan, Tegalwaru, dan Ciampel.

Tiga kecamatan di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, juga mengalami kekeringan. Warga tiga kecamatan kini mengajukan bantuan air bersih kepada pemerintah kabupaten setempat.

Menurut Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (SP3A) Kulon Progo Eka Pranyata, yang meminta bantuan air bersih ialah Kecamatan Kokap, Girimulyo, dan Samigaluh.

Kemarau juga kerap memicu munculnya berbagai penyakit, antara lain diare, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), dan hepatitis A. Oleh karena itu, Dinas Kesehatan Provinsi Bangka Belitung (Babel) mengimbau masyarakat agar mewaspadai penyakit dampak musim kemarau itu. (UL/CS/AU/RF/AD/JS/BB/LD/JI/N-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya