Headline

Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.

Fokus

Isu parkir berkaitan dengan lalu lintas dan ketertiban kota.

Daerah Mulai Siaga Bencana Kekeringan

Tim/X-8
29/6/2019 09:25
Daerah Mulai Siaga Bencana Kekeringan
Petani berjalan di areal embung yang mengering di Balongan, Indramayu, Jawa Barat, kemarin.(ANTARA/DEDHEZ ANGGARA)

KEKERINGAN mulai melanda sejumlah daerah di Tanah Air seiring dengan datangnya musim kemarau. Pemerintah Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, bahkan telah menetapkan status siaga bencana kekeringan.

Sekretaris Daerah yang juga menjabat Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tasikmalaya Ivan Dicksan mengatakan penetapan status siaga agar semua pihak siaga menghadapi kemarau yang diperkirakan berlangsung hingga Oktober nanti. ''Namun, kami belum menambah anggaran bencana dan untuk biaya operasional masih ditanggung oleh dinas instansi. Kalau sudah ada status tanggap darurat, baru kita gunakan dana tak terduga dari APBD," katanya, kemarin.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Tasikmalaya Ucu Anwar mengatakan pihaknya BPBD telah melakukan antisipasi mengingat hari tanpa hujan sudah melewati 60 hari. "BPBD Kota Tasikmalaya telah menerima laporan sembilan kecamatan. Terdapat 872 titik potensi kekeringan hingga berdampak pada 49.942 keluarga atau 170.522 jiwa.''

Kemarau di Kota Tasikmalaya juga mulai mengancam pertanian seperti di Kecamatan Kawalu, Tamansari, Indihiang, dan Bungursari seluas 77 hektare.

Kekeringan pun mulai mengancam Kabupaten Cianjur, tetapi pemerintah setempat belum menetapkan status darurat. Tahun lalu kekeringan di Cianjur antara lain terjadi di Kecamatan Cibeber, Sukaresmi, Karangtengah, dan Cibinong.

Dari Surabaya, Pemprov Jawa Timur telah menyiapkan Rp2 miliar dana penanganan bencana kekeringan yang telah melanda sejumlah daerah. Menurut Kepala BPBD Jatim Suban Wahyudiono, setidaknya 24 kabupaten dari 38 kabupaten/kota berpotensi terdampak kekeringan.

''Sebanyak 566 desa di Jatim berpotensi mengalami kekeringan kritis, yakni ketersediaan air untuk setiap orang per hari kurang dari 10 liter. Dari jumlah itu, 199 desa sama sekali tidak memiliki sumber air,'' jelas Suban.

Jawa Tengah juga tak luput dari ancaman kekeringan karena kemarau di wilayah itu diperkirakan paling panjang mencapai sekitar 7 bulan dan terpendek selama 3 bulan. Daerah yang paling panjang mengalami kemarau ialah Rembang, Pati, dan Jepara. Yang terpendek ialah Cilacap bagian selatan.

''Namun, yang paling umum berkisar antara 120 hari hingga 150 hari atau 4-5 bulan. Karena itu, kami meminta masyarakat untuk mulai menghemat air sebab musim kemarau masih berlangsung cukup lama,'' kata pengamat cuaca Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Cilacap Rendi Krisnawan. (Tim/X-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya