Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Sampah Menumpuk Hampir Sebulan di Kantor Bupati Manggarai

Yohanes Manasye
11/6/2019 18:50
Sampah Menumpuk Hampir Sebulan di Kantor Bupati Manggarai
Sampah menumpuk di Kantor Bupati Manggarai, Selasa (11/6).(MI/Yohanes M)

PERTENGAHAN Januari lalu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengumumkan daftar kota terkotor seluruh Indonesia. Ruteng, ibu kota Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, termasuk dalam daftar kota terkotor untuk kategori kota kecil.

Bupati Manggarai, Deno Kamelus, mengakui penilaian KLHK sesuai fakta. Ruteng memang kota kotor. Predikat kota kecil terkotor, kata Deno, mesti dilihat sebagai cambuk untuk menyadarkan semua pihak untuk bersama-sama peduli terhadap kondisi lingkungan di daerah itu.

Waktu terus berjalan. Namun lima bulan usai mendapat predikat tersebut, belum terlihat keseriusan Pemkab Manggarai untuk mengatasi masalah sampah. Upaya yang terlihat, tak lebih dari sekadar beberapa kegiatan kerja bakti pungut sampah setiap Jumat.

Namun, wajah kota masih terlihat kotor. Jalan-jalan utama dari empat pintu masuk kota masih terlihat dikotori sampah. Beberapa titik dijadikan tempat pembuangan sampah warga lantaran minimnya tempat penampungan sampah sementara atau transfer depo.

Tak hanya itu, di kantor-kantor pemerintah pun terlihat sampah menumpuk tak terurus. Bahkan, di Kantor Bupati Manggarai juga terlihat tumpukan sampah.

Pantauan Media Indonesia, Selasa (11/6) pagi, sampah di kantor orang nomor satu di daerah itu dibiarkan menumpuk. Kondisi tersebut terpantau sudah berlangsung selama hampir satu bulan.

Sampah terdiri atas kotak snack, gelas air mineral, plastik, kertas, dan rumput itu berserakan di tempat parkir kendaraan bagian kiri belakang kantor.

Di antara tumpukan sampah, terdapat beberapa mobil tua. Juga beberapa kendaraan yang diparkir.

Tak hanya mengotori halaman parkir, sampah juga mengotori got di sekitarnya. Kondisi sampah tersebut, semakin lama semakin banyak. Namun belum terlihat upaya untuk membersihkan dan mengangkut ke tempat pembuangan.

 

Baca juga: Pemkab Tapanuli Utara Siapkan Dana Pembangunan Universitas Negeri

 

Bupati Manggarai yang dimintai konfirmasi melalui pesan WhatsApp, tak menanggapinya. Sementara Plt Sekda Anglus Angkat yang dihubungi melalui selulernya mengatakan dirinya sedang sibuk.

"Maaf, saya sedang sibuk. Sedang ada rapat," kata Anglus.

Namun hingga Selasa sore, mereka tak mengomentari soal tumpukan sampah tersebut.

Selain tumpukan sampah di kota termasuk di kantor-kantor pemerintah, masalah sampah di Manggarai juga terjadi di tempat penampungan akhir (TPA) di Ncolang-Poco.

Tak adanya pengelolaan yang baik menyebabkan polusi yang hebat dirasakan warga sekitar. Bau tak sedap, asap, dan wabah lalat serta wabah penyakit dirasakan warga sekitar.

Warga Desa Poco, Kecamatan Wae Rii sebagai pihak yang dirugikan akhirnya menolak keberadaan TPA tersebut. Mereka mendesak Pemkab Manggarai untuk menutup TPA tersebut dan mencari tempat lain yang tidak merugikan masyarakat.

Namun desakan warga belum bisa dipenuhi. Pemkab Manggarai beralasan, pemindahan TPA butuh kajian, waktu, dan biaya. Selain itu, Pemkab juga berencana untuk memperluas TPA yang ada. (OL-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya