Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PADA pertengahan April, wartawan Media Indonesia, Yose Hendra, mewawancarai Gubernur Sumatra Barat, Irwan Prayitno, di Gedung Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatra Barat. Berikut petikan wawancaranya.
Apa konsep wisata halal yang ditawarkan?
Kita sudah dibimbing Kementerian Pariwisata untuk memantapkan wisata halal ini, tapi kita jalan terus persiapannya. Untuk wisata halal kita di Sumbar, tanpa dilabeli sudah halal. Di sini 90% Islam. Sudah layak tempatnya, makanannya, segala macamnya, tapi penting dimantapkan lagi karena saya tengah mengamati perkembangan di NTB tentang apa yang disebut wisata halal. Saya mendapat masukan dari praktisi pelaku hotel yang juga punya usaha di Bali dan NTB, ternyata kurang menguntungkan dari promosi kalau menggunakan (label) halal. Dia bikin promosi hotel ramah keluarga (begitulah istilahnya). Ini salah satu evaluasi bagi kita. Tidak ada istilah muslimnya sehingga orang-orang nonmuslim pun bisa datang, tapi di situ tidak ada minuman bir dan makanan babi. Mengikuti syariah, tapi tidak berjudulkan itu. Ini salah satu contoh, untuk evaluasi kita.
Baca Juga: Pemuda tidak Perlu Malu lagi Menjadi Petani
Konsepnya itu. Misal restoran sederhana, kan tidak ada dibikin halal, tapi orang pasti sudah tahu kalau makanan dijual halal semuanya. Ini dari market beropini, tapi ini diskusi. Kita kembangkan, berdasarkan hasil diskusi, untuk pemantapan.
Upaya apa yang dilakukan untuk mencapainya?
Ada tim kecil yang dibentuk untuk membahas wisata halal ini.
Sebetulnya sudah bekerja sejak tahun lalu. Kita di bawah bimbingan kementerian.
Apa saja kendalanya?
Kurangnya infrastruktur pendukung wisata, seperti rest area, kurang bersihnya toilet, dan hotel yang standar MICE.
Solusinya?
Untuk soal tiket, kita telah kirim surat ke Menteri Perhubungan. Untuk wisata halal, kita terus pelajari, diskusikan, dan mantapkan. (N-2)
Masalah terbesar di sini adalah lambannya Indonesia dalam mengembangkan industri halal, pemerintah kurang agresif, padahal kita memiliki potensi yang besar untuk menjadi pemain dunia.
Sandiaga Uno mengungkapkan, implementasi pariwisata halal di Indonesia tak ditujukan untuk melakukan islamisasi di suatu destinasi wisata terkait.
Cheriatna mengatakan, ekspansi bisnis wisata halal bukan hanya mencari keuntungan semata, tetapi juga menyiarkan tren keIslaman lainnya.
Di Ketekesu yang sebelumnya hanya disiapkan musala kini dibangunkan masjid.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved