Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
SEORANG pemuda pengangguran di Desa Wanatirta, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Lukman, 28, mengubah sandal jepit menjadi barang yang bernilai ekonomi tinggi.
Di rumahnya yang sederhana, Lukman melakukan aktivitas mengukir sandal jepit dengan aneka tulisan berupa kata ataupun kalimat yang sedang tren saat ini. Ada kata 'Tronjol' yang artinya mirip dengan grasa-grusu, lalu paling banyak yakni tulisan 'Sandal Wudhu'. Dengan inovasi itu, Lukman mampu meraih omzet jutaan rupiah per bulan.
Peminat karyanya pun banyak dan datang dari berbagai penjuru Nusantara mulai dari Sumatra hingga Papua. Sementara pemasarannya hanya mengandalkan jejaring sosial seperti facebook dan instagram.
Pemesan bisa mengetahui karya Lukman melalui media sosial (medsos). Setelah percaya dengan hasil karyanya, warganet yang tertarik bisa langsung memesan sandal ukir sesuai dengan permintaan.
"Yang paling banyak pemesannya kalimat yang bertuliskan wudu. Karena memang sandal jepit ini kan lebih banyak dipakai untuk salat baik di masjid maupun musala," tutur Lukman, Jumat (8/3).
Lukman bercerita sandal jepit karyanya tak hanya dipesan dari dalam negeri tetapi juga luar negeri. Ada yang dari Malaysia, Thailand juga Tiongkok.
"Pemesannya kebanyakan para TKI yang bekerja di Malaysia, Thailand dan Tiongkok," ucapnya.
Baca juga: Dorong Berkembangnya UMKM, Pemkab Brebes Bentuk Forum UMKM
Kesuksesan menjalani bisnis rumahan berupa sandal ukir ini bermula karena Lukman kerap kehilangan sandal jepit ketika masih tinggal di kontrakan dan sering merantau ke luar daerah.
"Agar tidak keliru dengan sandal milik orang lain atau memang sengaja diambil orang, lalu sandal jepit saya ukir termasuk biar mudah mencarinya," kata Lukman.
Tak disangka, ukiran pada sandalnya diminati teman-temanya hingga menyebar luas dan Lukman kebanjiran pesanan. Kini, Lukman tak lagi merantau ke luar daerag dan menggeluti sandal ukir di rumahnya.
Untuk harga, Lukman merinci harga sandal jepit yang dibeli dari toko Rp12 ribu, kemudian setelah diukir dibanderol dengan harga Rp30-50 ribu per pasang sandal.
"Itu tergantung pemesannya berada di mana. Kalau yang harus dikirim melalui paket harganya Rp50 ribu, kalau dekat hanya Rp30 ribu setiap pasangnya," pungkasnya.
Lukman berharap, ada kepedulian pemerintah daerah melalui dinas terkait untuk membantu dalam hal permodalan, supaya usahanya lebih berkembang lagi.(OL-5)
Ini bukti nyata kolaborasi TNI AD bersama Pemerintah Provinsi (Pemprof) Jateng, Kementerian PUPR, dan Kementerian Pertanian dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan nasional.
Diduga, para pelaku sudah menyadari kedatangan petugas.
Hingga saat ini tidak ditemukan indikasi beras oplosan di wilayah Kabupaten Brebes, dan kondisi tersebut akan terus dijaga.
program ini tetap dijalankan, sebagai komitmen dalam penguatan integritas di semua lini dan sektor.
Diduga kapal berasal dari luar Pulau Jawa dan hanyut terbawa arus laut hingga akhirnya terdampar di wilayah pesisir pantai Brebes.
KABUPATEN Brebes, Jawa Tengah, akan mengekspor bawang merah sebanyak 11.800 ton ke tiga negara di Asia Tenggara pada tahun 2025. Ekspor ini akan dimulai saat Festival Bawang Merah Brebes .
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved