Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
SEORANG pemuda pengangguran di Desa Wanatirta, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Lukman, 28, mengubah sandal jepit menjadi barang yang bernilai ekonomi tinggi.
Di rumahnya yang sederhana, Lukman melakukan aktivitas mengukir sandal jepit dengan aneka tulisan berupa kata ataupun kalimat yang sedang tren saat ini. Ada kata 'Tronjol' yang artinya mirip dengan grasa-grusu, lalu paling banyak yakni tulisan 'Sandal Wudhu'. Dengan inovasi itu, Lukman mampu meraih omzet jutaan rupiah per bulan.
Peminat karyanya pun banyak dan datang dari berbagai penjuru Nusantara mulai dari Sumatra hingga Papua. Sementara pemasarannya hanya mengandalkan jejaring sosial seperti facebook dan instagram.
Pemesan bisa mengetahui karya Lukman melalui media sosial (medsos). Setelah percaya dengan hasil karyanya, warganet yang tertarik bisa langsung memesan sandal ukir sesuai dengan permintaan.
"Yang paling banyak pemesannya kalimat yang bertuliskan wudu. Karena memang sandal jepit ini kan lebih banyak dipakai untuk salat baik di masjid maupun musala," tutur Lukman, Jumat (8/3).
Lukman bercerita sandal jepit karyanya tak hanya dipesan dari dalam negeri tetapi juga luar negeri. Ada yang dari Malaysia, Thailand juga Tiongkok.
"Pemesannya kebanyakan para TKI yang bekerja di Malaysia, Thailand dan Tiongkok," ucapnya.
Baca juga: Dorong Berkembangnya UMKM, Pemkab Brebes Bentuk Forum UMKM
Kesuksesan menjalani bisnis rumahan berupa sandal ukir ini bermula karena Lukman kerap kehilangan sandal jepit ketika masih tinggal di kontrakan dan sering merantau ke luar daerah.
"Agar tidak keliru dengan sandal milik orang lain atau memang sengaja diambil orang, lalu sandal jepit saya ukir termasuk biar mudah mencarinya," kata Lukman.
Tak disangka, ukiran pada sandalnya diminati teman-temanya hingga menyebar luas dan Lukman kebanjiran pesanan. Kini, Lukman tak lagi merantau ke luar daerag dan menggeluti sandal ukir di rumahnya.
Untuk harga, Lukman merinci harga sandal jepit yang dibeli dari toko Rp12 ribu, kemudian setelah diukir dibanderol dengan harga Rp30-50 ribu per pasang sandal.
"Itu tergantung pemesannya berada di mana. Kalau yang harus dikirim melalui paket harganya Rp50 ribu, kalau dekat hanya Rp30 ribu setiap pasangnya," pungkasnya.
Lukman berharap, ada kepedulian pemerintah daerah melalui dinas terkait untuk membantu dalam hal permodalan, supaya usahanya lebih berkembang lagi.(OL-5)
KABUPATEN Brebes, Jawa Tengah, akan mengekspor bawang merah sebanyak 11.800 ton ke tiga negara di Asia Tenggara pada tahun 2025. Ekspor ini akan dimulai saat Festival Bawang Merah Brebes .
Pada hari terakhir Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) hanya sejumlah guru yang siap melayani pendaftaran. Namun, tak nampak para calon siswa yang datang mendaftar.
Koperasi Desa Merah Putih di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, telah terbentuk 100%. Ini menjadikan Brebes, sebagai kabupaten kedua di Jawa Tengah yang Kopdes-nya telah terbentuk seluruhnya.
Melalui program Beresi Pupuk Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Brebes meresmikan Kios Pupuk Lengkap (KPL) Unggul Perkasa di Desa Limbangan, Kecamatan Kersana, Brebes.
Adnan Prasetyo, bocah yang viral karena menaiki sepeda dari Brebes hendak menemui Gubernur Jawa Barat Dedy Mulyadi, akhirnya dijadikan anak asuh oleh Bupati Brebes Paramitha Widya Kusuma.
Momentum ibadah kurban menjadi kesempatan untuk menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved