Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Pemuda Brebes Sulap Sandal Jepit jadi Bernilai Ekonomi Tinggi

Supardji Rasban
08/3/2019 16:00
Pemuda Brebes Sulap Sandal Jepit jadi Bernilai Ekonomi Tinggi
(MI/Supardji Rasban)

SEORANG pemuda pengangguran di Desa Wanatirta, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Lukman, 28, mengubah sandal jepit menjadi barang yang bernilai ekonomi tinggi.

Di rumahnya yang sederhana, Lukman melakukan aktivitas mengukir sandal jepit dengan aneka tulisan berupa kata ataupun kalimat yang sedang tren saat ini. Ada kata 'Tronjol' yang artinya mirip dengan grasa-grusu, lalu paling banyak yakni tulisan 'Sandal Wudhu'. Dengan inovasi itu, Lukman mampu meraih omzet jutaan rupiah per bulan.

Peminat karyanya pun banyak dan datang dari berbagai penjuru Nusantara mulai dari Sumatra hingga Papua. Sementara pemasarannya hanya mengandalkan jejaring sosial seperti facebook dan instagram.

Pemesan bisa mengetahui karya Lukman melalui media sosial (medsos). Setelah percaya dengan hasil karyanya, warganet yang tertarik bisa langsung memesan sandal ukir sesuai dengan permintaan.

"Yang paling banyak pemesannya kalimat yang bertuliskan wudu. Karena memang sandal jepit ini kan lebih banyak dipakai untuk salat baik di masjid maupun musala," tutur Lukman, Jumat (8/3).

Lukman bercerita sandal jepit karyanya tak hanya dipesan dari dalam negeri tetapi juga luar negeri. Ada yang dari Malaysia, Thailand juga Tiongkok.

"Pemesannya kebanyakan para TKI yang bekerja di Malaysia, Thailand dan Tiongkok," ucapnya.

Baca juga: Dorong Berkembangnya UMKM, Pemkab Brebes Bentuk Forum UMKM

Kesuksesan menjalani bisnis rumahan berupa sandal ukir ini bermula karena Lukman kerap kehilangan sandal jepit ketika masih tinggal di kontrakan dan sering merantau ke luar daerah.

"Agar tidak keliru dengan sandal milik orang lain atau memang sengaja diambil orang, lalu sandal jepit saya ukir termasuk biar mudah mencarinya," kata Lukman.

Tak disangka, ukiran pada sandalnya diminati teman-temanya hingga menyebar luas dan Lukman kebanjiran pesanan. Kini, Lukman tak lagi merantau ke luar daerag dan menggeluti sandal ukir di rumahnya.

Untuk harga, Lukman merinci harga sandal jepit yang dibeli dari toko Rp12 ribu, kemudian setelah diukir dibanderol dengan harga Rp30-50 ribu per pasang sandal.

"Itu tergantung pemesannya berada di mana. Kalau yang harus dikirim melalui paket harganya Rp50 ribu, kalau dekat hanya Rp30 ribu setiap pasangnya," pungkasnya.

Lukman berharap, ada kepedulian pemerintah daerah melalui dinas terkait untuk membantu dalam hal permodalan, supaya usahanya lebih berkembang lagi.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik