Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
PENYEBARAN penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Provinsi Bangka Belitung (Babel) pada periode 1-28 Januari 2019 tercatat mencapai 70 kasus. Namun Dinas Kesehatan Babel menyatakan belum ada pasien yang meninggal dunia.
Analis Penyakit Menular Dinas Kesehatan Provinsi Babel, Syaifullah mengatakan sepanjang tahun 2018 ada 764 kasus DBD yang terjadi di Babel dengan dua orang dinyatakan meninggal. Kasus DBD ini, kata dia, umumnya menyerang anak-anak dan paling banyak terjadi di Pangkalpinang, Bangka, dan Bangka Barat.
Ia menyebutkan, tahun 2018 terjadi peningkatkan kasus yang cukup signifikan dibandingkan tahun 2017 yang hanya sekitar 300 kasus. Sementara untuk Januari 2019, lanjutnya, menunjukkan tren peningkatkan kasus. Pasalnya, per 1-28 Januari sudah ada 70 kasus DBD yang tercatat pihaknya.
"Terdata kita Januari ini banyak yang muncul 70 kasus paling banyak di Bangka dan Pangkalpinang, dan tidak ada yang meninggal. Pangkalpinang ini belum gerak camat dan lurahnya untuk mengajak masyarakat buang jentik nyamuk. Kalau tidak segera jumlahnya pasti bakal bertambah," katanya.
Baca juga: Kalsel Waspada DBD, Masyarakat Diminta Waspada
Ia menyebutkan, jumlah kasus ini masih terbilang sedikit dibandingkan dengan Provinsi lain. Kendati demikian Babel tidak boleh terlena dan tetap harus melakukan antisipasi dan pencegahan agar kasus DBD tidak semakin merebak.
"Kita masih sedikit dan belum KLB, kalau KLB itu kan di suatu daerah, dalam periode yang sama ada peningkatan 2 kali lipat lebih banyak dibandingkan tahun atau periode sebelumnya," ujarnya.
Ia menyebutkan, kasus DBD di Babel merata dan terjadi hampir di tujuh kabupaten/kota. Oleh karena itu, pihaknya meminta agar kabupaten/kota dapat mengantisipasi ini dengan mengajak masyarakat untuk membuang jentik nyamuk.
"Khusunya Pangkalpinang, lurah dan camatnya harus proaktif, jangan sampai malah nanti makin banyak kasus. Ajak masyarakat untuk menggalakkan PSN. Camat, lurah, kades jangan tergantung fogging," pintanya. (OL-3)
Jambu biji kaya vitamin C, quercetin, dan trombinol yang membantu meningkatkan trombosit dan mempercepat pemulihan pasien demam berdarah (DBD).
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) RI merilis data terbaru mengenai tren kasus dan kematian akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia sepanjang tahun 2025.
Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, pencegahan agar nyamuk tidak berkembang biak dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip 3M Plus dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk.
MUSIM kemarau basah merupakan kondisi yang memungkinkan timbul dan merebaknya berbagai penyakit. Di antaranya seperti demam berdarah dengue (DBD), diare, dan leptospirosis.
"Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus menjadi vektor utama. Keberadaan dan penyebarannya yang meluas menjadikan arbovirus sebagai ancaman serius,”
Sejumlah faktor turut memperparah penyebaran penyakit DBD yakni tingginya mobilitas penduduk, perubahan iklim, dan urbanisasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved