Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
PEMERINTAH Provinsi Kalimantan Selatan (Pemprov Kalsel) mengimbau masyarakat untuk mewaspadai ancaman serangan demam berdarah dengue (DBD). Pasalnya kondisi cuaca ekstrem terjadi di wilayah tersebut belakangan ini.
Dinas Kesehatan Kalsel mencatat sepanjang Januari 2019 ini terjadi 357 kasus serangan DBD di sejumlah kabupaten/kota.
"Kita telah meminta kabupaten/kota mewaspadai serangan DBD dan penyakit lain yang berhubungan dengan musim penghujan saat ini," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kalsel, Muslim, Kamis (31/1).
Diakui Muslim saat ini serangan DBD terjadi di sejumlah wilayah Kalsel. Sepanjang 2019 ini jumlah kasus serangan DBD tercatat sebanyak 357 kasus.
Cuaca ekstrem dan hujan tidak hanya menimbulkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, angin kencang dan tanah longsor, tetapi juga meningkatnya risiko serangan demam berdarah dengue.
Dikatakan Muslim, data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kasus DBD di awal 2019, sejumlah wilayah di Indonesia sudah ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
Baca juga: Cegah DBD, Dinkes Pekanbaru Giatkan Fogging
Wilayah KLB demam berdarah ini meliputi Provinsi Sulawesi Utara, Kabupaten Kapuas di Kalimantan Tengah, juga Kabupaten Manggarai Barat dan Kota Kupang di Nusa Tenggara Timur.
Kemenkes juga mencatat ada sebanyak 372 kabupaten/kota muncul kasus DBD. Sebanyak 11.224 orang terjangkit DBD, di mana 110 orang dilaporkan meninggal dunia.
"Untuk Kalsel belum terjadi KLB serangan DBD," ujar Muslim.
Pada bagian lain cuaca buruk berupa hujan deras disertai angin kencang dan petir terus terjadi di Kalsel. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel, Wahyudin Ujud, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor telah menerbitkan imbauan agar mewaspadai ancaman bencana saat musim penghujan.
Saat ini Kalsel berada dalam status darurat siaga bencana musim penghujan berupa banjir, tanah longsor, angin kencang dan rob. Tidak hanya di daratan, imbauan waspada juga ditujukan kepada masyarakat nelayan dan pelayaran karena kondisi gelombang tinggi di perairan. (OL-3)
Jambu biji kaya vitamin C, quercetin, dan trombinol yang membantu meningkatkan trombosit dan mempercepat pemulihan pasien demam berdarah (DBD).
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) RI merilis data terbaru mengenai tren kasus dan kematian akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia sepanjang tahun 2025.
Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, pencegahan agar nyamuk tidak berkembang biak dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip 3M Plus dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk.
MUSIM kemarau basah merupakan kondisi yang memungkinkan timbul dan merebaknya berbagai penyakit. Di antaranya seperti demam berdarah dengue (DBD), diare, dan leptospirosis.
"Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus menjadi vektor utama. Keberadaan dan penyebarannya yang meluas menjadikan arbovirus sebagai ancaman serius,”
Sejumlah faktor turut memperparah penyebaran penyakit DBD yakni tingginya mobilitas penduduk, perubahan iklim, dan urbanisasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved