Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
JUMLAH pasien demam berdarah dengue (DBD) yang dirawat di RSUD Sayang Cianjur, Jawa Barat, melonjak. Pada Desember 2018 jumlahnya 44 orang, sedangkan selama Januari meningkat menjadi 64 orang.
"Dari Desember 2018 ke Januari 2019 itu ada peningkatan. Pada Desember ada 44 orang terdiri dari 21 pasien dewasa dan 23 pasien anak, sedangkan pada Januari sebanyak 64 orang terdiri dari 7 pasien dewasa dan 57 pasien anak-anak," terang Humas RSUD Sayang Cianjur, Raya Sandi, Rabu (30/1).
Pasien yang dirawat di RSUD Sayang Cianjur kebanyakan warga berasal dari Kecamatan Karangtengah dan Cikalongkulon. Kebanyakan dari mereka dinyatakan positif DBD.
"Untuk saat ini belum ada yang pulang. Sebagian pasien masih ada yang dalam tahap observasi," tandasnya.
Kapolres Cianjur AKB Soliyah mengaku, berdasarkan laporan di lapangan, hingga saat ini terdapat dua wilayah yang endemik DBD di Kabupaten Cianjur yakni Cikalongkulon dan Karangtengah. Soliyah merencanakan akan melaksanakan fogging di dua wilayah endemik tersebut.
"Kami akan laksanakan fogging dan sosialisasi di dua wilayah yang endemik DBD," terang Soliyah.
Baca juga: Warga Tebar Ikan Cupang Basmi DBD
Sementara itu di Kota Sukabumi, warga yang terjangkit DBD terus bertambah. Hingga Selasa (29/1), Dinas Kesehatan setempat telah menerima laporan sebanyak 73 kasus.
"Data terakhir yang kami terima, hingga Selasa sudah ada 73 kasus DBD," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, Lulis Delawati, Rabu (30/1).
Lulis mengatakan jumlahnya terus bertambah dari hari ke hari. Dari jumlah 73 kasus itu, satu orang warga Kecamatan Lembursitu meninggal dunia karena sudah memasuki fase Dengue Shock Syndrome.
"Satu orang meninggal dunia," jelas Lulis.
Berbagai upaya terus dilakukan Dinkes Kota Sukabumi untuk menekan merebaknya wabah DBD. Satu di antaranya menggiatkan pemberantasan sarang nyamuk melalui program 3M (mengubur, menutup, dan menguras).
"Wilayah endemik DBD berada di permukiman-permukiman padat penduduk," pungkasnya. (OL-3)
Jambu biji kaya vitamin C, quercetin, dan trombinol yang membantu meningkatkan trombosit dan mempercepat pemulihan pasien demam berdarah (DBD).
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) RI merilis data terbaru mengenai tren kasus dan kematian akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia sepanjang tahun 2025.
Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, pencegahan agar nyamuk tidak berkembang biak dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip 3M Plus dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk.
MUSIM kemarau basah merupakan kondisi yang memungkinkan timbul dan merebaknya berbagai penyakit. Di antaranya seperti demam berdarah dengue (DBD), diare, dan leptospirosis.
"Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus menjadi vektor utama. Keberadaan dan penyebarannya yang meluas menjadikan arbovirus sebagai ancaman serius,”
Sejumlah faktor turut memperparah penyebaran penyakit DBD yakni tingginya mobilitas penduduk, perubahan iklim, dan urbanisasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved