Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
KASUS Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Purwakarta Jawa Barat mengalami peningkatan jumlah penderita. Hingga pekan ketiga bulan Januari 2019 terdapat 76 orang tersuspek DBD dan jumlah ini meningkat jika dibandingkan bulan yang sama tahur 2018.
"Masih diduga dan belum positif 76 orang ini apakah memang terkena DBD atau bukan, yang pasti pancaroba seperti ini ya harus mulai waspada juga," Kata Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Purwakarta Jawa Barat, Muh Zubaedi, Rabu (23/1).
Berdasarkan data 2018 lalu, setidaknya ada 263 orang di Purwakarta yang memiliki gejala demam berdarah. Bulan Januari 2018, Zubaedi menyebut hanya ada 30 orang yang dilaporkan DBD. Ada peningkatan yang pada bulan Januari 2019 ini sudah tercatat 76 dugaan terjangkit DBD.
"Mungkin karena cuaca saat ini lebih ekstrem dibandingkan tahun lalu. Tapi tidak ada laporan DBD yang mengakibatkan kematian," ungkapnya.
Pada awal tahun ini, yang paling banyak warganya terdeteksi gejala DBD ialah di Kecamatan Bungursari dan Pasawahan, yang didominasi oleh orang dewasa. Sementara pada 2018, wilayah Kelurahan Munjul jaya Kecamatan Purwakarta yang paling banyak terdeteksi gejala DBD.
Baca juga: Penderita DBD Meningkat 47%
Wilayah yang berpotensi menjadi penyebaran DBD itu di area perkotaan, padat penduduk dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) kurang.
Dinkes Purwakarta telah mengirimi surat ke semua rumah sakit maupun Puskesmas di wilayah Purwakarta. Untuk sosialisasi melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) terutama di lingkungan masyarakat.
"Pengurangan kasus DBD yang paling efektif itu ialah masyarakatnya sendiri yang harus proaktif melakukan pencegahan, peka terhadap kondisi lingkungannya," tegas Zubaedi.
Sementara, terdapat 40 petugas yang mewakili seluruh Puskesmas di Purwakarta akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Tugasnya memantau warga secara berkala, khususnya daerah yang memiliki potensi berkembang biak nyamuk Aedes Aegypti. (OL-3)
Jambu biji kaya vitamin C, quercetin, dan trombinol yang membantu meningkatkan trombosit dan mempercepat pemulihan pasien demam berdarah (DBD).
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) RI merilis data terbaru mengenai tren kasus dan kematian akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia sepanjang tahun 2025.
Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, pencegahan agar nyamuk tidak berkembang biak dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip 3M Plus dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk.
MUSIM kemarau basah merupakan kondisi yang memungkinkan timbul dan merebaknya berbagai penyakit. Di antaranya seperti demam berdarah dengue (DBD), diare, dan leptospirosis.
"Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus menjadi vektor utama. Keberadaan dan penyebarannya yang meluas menjadikan arbovirus sebagai ancaman serius,”
Sejumlah faktor turut memperparah penyebaran penyakit DBD yakni tingginya mobilitas penduduk, perubahan iklim, dan urbanisasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved