Headline

Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.

Bantuan Terus Mengalir

Haufan Hasyim Salengke
08/8/2018 07:05
Bantuan Terus Mengalir
DIEVAKUASI KE POS KESEHATAN: Seorang korban gempa dievakuasi ke pos kesehatan wilayah karena mengalami demam saat mengungsi di halaman belakang Polsek Pemenang, Lombok Utara, NTB, kemarin. Karena hanya tersedia tenda dan penerangan minim, mereka memilih me(MI/RAMDANI)

BANTUAN bagi korban gempa di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, terus berdatangan. Dapur umum hingga tenda-tenda darurat juga sudah didirikan di sejumlah lokasi.

Agar penanganan korban gempa berjalan lebih baik, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berencana membangun pos pendampingan di Lapangan Supersemar, Lombok Utara.

Sejauh ini BNPB mencatat korban jiwa mencapai 105 orang dan korban luka-luka 236 orang.

"Yang paling parah terkena dampak gempa ialah Lombok Utara. Jumlah logistik terbatas dan tidak cukup bila dibandingkan dengan jumlah pengungsi," ungkap Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, kemarin.

Sejumlah toko ataupun swalayan sudah mulai beroperasi sehingga masyarakat tidak lagi kesulitan berbelanja.

Meski demikian, gempa susulan masih terjadi hingga kemarin. Akibatnya, banyak warga bertahan di tenda-tenda terpal yang dibangun sendiri atau di tempat pengungsian.

Dari pantauan Media Indonesia, aliran listrik juga masih terputus di Kecamatan Pemenang, Lombok Utara.

"Bantuan seperti air mineral dan mi instan hanya untuk bertahan sementara. Kalau untuk jangka panjang, tidak bisa terus begini," kata Nur Said, 38, warga Desa Persiapan, Kecamatan Pemenang.

Sebuah masjid di Karang Pangsor, Pemenang Barat, juga hancur total. Warga menyebut ada empat atau lima korban yang masih tertimbun reruntuhan masjid.

Di sisi lain, Unit Donor Darah Pusat PMI berupaya menjaga ketersediaan darah untuk korban gempa. "Hasil laporan UDD Lombok Barat, saat ini stok darah masih terhitung aman," ujar Ketua Bidang UDD PMI Linda Lukitari Waseso.

Pemerintah kemarin menggelar rapat rencana aksi cepat tanggap bencana di Kantor Gubernur NTB. Menko Polhukam Wiranto dalam arahannya menyatakan tindakan cepat menjadi faktor penting dalam penanganan bencana.

"Segera tetapkan, siapa mengurus apa dan dengan cara apa," tegas Wiranto.

Dalam rapat itu Gubernur NTB M Zainul Majdi menegaskan bahwa alur penanganan bencana harus sistematis dan terencana mengingat luasnya wilayah bencana dan banyaknya korban.

"Saya juga instruksikan agar sekolah masih diliburkan sampai batas waktu yang belum ditentukan, yaitu setelah pengecekan bangunan sekolah," tegasnya.

Terkait dengan gempa, Menteri Sosial Idrus Marham mendorong para kepala dae-rah di NTB menerbitkan surat keputusan tanggap darurat agar cadangan beras pemerintah (CBP) dapat dikeluarkan guna memenuhi kebutuhan warga. "Bila CBP itu telah digunakan, untuk keperluan di atas 200 ton dapat dikeluarkan Mensos," ujar Idrus.

Evakuasi wisatawan

Ribuan wisatawan bersama warga setempat juga telah dievakuasi dari Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno untuk mengantisipasi terjadinya gempa susulan.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi semua pihak yang membantu evakuasi. Dia mengakui gempa Lombok berpotensi mengganggu target kunjungan wisatawan mancanegara di 2018.

Sebagian wisatawan dan warga memilih mengungsi ke Surabaya dan sekitarnya. Hal itu terlihat dengan padatnya penumpang penerbangan dari Lombok di Bandara Juanda, Kabupaten Sidoarjo. (Nur/Dro/Try/Dhk/Ind/Cah/Pol/Bay/Ant/*/HT/PO/AD/BB/PO/HS/FR/AU/OL/YR/AB/X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya