Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
ASEP Mulyana, 55, korban hanyut akibat terseret arus banjir bandang di Kampung Pesanggrahan, Desa Citeko (Puncak), Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, berhasil ditemukan, Senin (3/3).
Korban ditemukan sangat jauh dari lokasi kejadian yakni di Kecamatan Megamendung atau sekitar 8 kilometer dari lokasi kejadian.
Korban ditemukan oleh tim gabungan dari Basarnas, warga, kepolisian, TNI, dan BPBD Kabupaten Bogor. Sebelumnya, tim melakukan penyisiran di sepanjang aliran Sungai Ciliwung. Pencarian dilakukan di darat, air, dan pemantauan udara.
Seperti dijelaskan Kapolsek Cisarua Komisaris Eddy Santosa, korban ditemukan dalam kondisi sudah meninggal dunia.
"Korban yang terbawa arus banjir kemarin, sudah ditemukan, tadi sekitara jam 10. Kondisinya meninggal dunia," ungkap Eddy.
Dia menyebut saat ditemukan, korban masih berpakaian lengkap.
"Kondisi jenazah dengan pakaian melekat. Jarak penemuan dari lokasi kejadian sekitar 8 kilometer," katanya.
Peristiwa bencana banjir di Desa Citeko, tepatnya di Kampung Pesanggrahan, RT 03/01, terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut pada Minggu (2/3).
Berdasarkan informasi yang diperoleh, saat kejadian, korban tengah bersama keluarganya dan berada di dalam rumah. Namun karena posisi rumah berada di bibir sungai, sehingga saat air berarus deras datang, rumah berikut korban tersapu arus. (DD/E-4)
BENCANA banjir dan longsor terjadi di empat desa di kawasan hulu air Puncak, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.
ALIH fungsi lahan di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, diduga menjadi faktor terbesar terjadinya banjir bandang besar di wilayah itu.
Contoh pelanggaran yang ditemukan adalah tempat wisata yang awalnya mengajukan izin sebagai kawasan agrowisata, tetapi di lapangan justru dibangun bangunan permanen.
SETELAH menyasar empat tempat wisata di kawasan resapan air di Cisarua dan Megamendung (Puncak), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, penyegelan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) terus berlanjut.
KEMENTERIAN Lingkungan Hidup (KLH) dibuat geram dengan ulah pengusaha yang mendirikan usaha di lokasi yang seharusnya menjadi serapan air di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat.
PDI Perjuangan meminta Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi lebih tegas dalam menertibkan bangunan-bangunan di kawasan hulu yang berpotensi menyebabkan banjir.
GUBERNUR Jawa Barat Dedi Mulyadi bertekad melakukan perubahan tata ruang di wilayah Puncak dan Megamendung, di Kabupaten Bogor.
KEMENTERIAN Lingkungan Hidup melakukan penyegelan terhadap empat lokasi wisata di kawasan hulu sungai, Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis(6/3).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved