Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PENELITI Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Niti Emiliana memaparkan data bahwa penggunaan air PAM di Jakarta untuk keperluan rumah tangga cukup memuaskan. Dari survei yang dilakukan di 5 wilayah Jakarta, dari 50 responden, 44 di antaranya menyatakan bahwa air PAM yang digunakan tidak memiliki gangguan.
“Dari 50 responden 44 menjawab tidak ada endapan. 40 responden menjawab tidak berwarna lengket tidak berasa dan tidak berbau. Tapi ada 13 responden yang menjawab ada bau kaporit saat membuka keran, tapi sudah banyak airnya tidak ada bau lagi. Ketika musim hujan juga merasa ada bau yang kurang normal. Saat pemeliharaan juga dikatakan ada bau kaporit dan besi,” ungkapnya dalam dialog publik bertajuk Peningkatan Pelayanan dan Kualitas Air Minum di Jakarta, Senin (23/12).
Lebih lanjut, mayoritas responden yang disurvei oleh YLKI 54% berusia 46-65 tahun dan ibu rumah tangga atau perempuan sebanyak 82%. Lama penggunaan mayoritas sudah lebih dari 15 tahun dan rata-rata penggunaannya dalam satu bulan mengeluarkan biaya Rp100 ribu sampai Rp250 ribu.
“Untuk tekanan air mayoritas atau 68% responden menjawab cukup. Tapi ada juga 32% responden menjawab tidak cukup. Penanganan pengaduan, mayoritas 86% pernah mengalami keluhan. Permasalahan yang sering dikeluhkan adalah airnya mengalir kecil. Lalu juga ada yang menjawab air sering mati dan juga tagihan pembayaran,” ujar Niti.
Kemudian terkait sosialisasi produk knowledge, sebanyak 90% responden menjawab tidak pernah mendapatkan informasi dan untuk itu kegiatan sosialisasi masih perlu dilakukan.
“Untuk tarif saat ini 60% pelanggan merasa tarifnya cukup. Tapi ada 26% menganggap itu cukup mahal karena dibandingkan dengan kualitasnya,” sambungnya.
Dari survei tersebut, YLKI merekomendasikan pemerintah daerah untuk ikut serta melakukan koordinasi untuk melakukan pengawasan kualitas air sesuai standar air bersih untuk rumah tangga. Pemerintah daerah juga harus mendukung peningkatan kualitas PAM Jaya di Jakarta.
“Diharapkan juga ada peningkatan edukasi dan sosialisasi. Kemudian ketika ada pemeliharaan, pelanggan dapat diinformasikan terlebih dahulu. Kemudian terkait penyesuaian tarif juga harus diimbangi dengan peningkatan kualitas air. Dari hal ini juga tidak ada komersialisasi tarif PAM. Kemudian juga harus dilakukan peremajaan pipa PAM karena mayoritas sudah sangat tua di masa Belanda,” jelas Niti. (H-2)
Survei Gallup dan Walton Family Foundation menemukan kebahagiaan generasi Z menurun ketika memasuki usia dewasa.
Hasil survei baru menunjukkan banyak orangtua merasa stres saat menghadapi waktu makan anak-anak mereka.
Survei Ohio State University Wexner Medical Center menemukan sekitar 66% dari 1.005 orangtua merasa tuntutan menjadi orangtua membuat mereka merasa kesepian.
Laporan Beauty Consumer Behavior and Trend dari Insight Factory by SOCO menunjukkan sekitar 48% Gen Z menghabiskan Rp150 ribu per transaksi untuk produk kecantikan.
Sebuah survei dari aplikasi Peanut yang melibatkan lebih dari 5.000 ibu mengungkapkan bahwa 84% ibu merasa gembira dengan peran mereka sebagai orang tua.
Faktor terbesar orang lebih memilih vacation dibanding staycation adalah kesempatan menjelajahi tempat baru (75%).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved