Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Mayoritas Masyarakat Jakarta Puas dengan Penggunaan Air PAM

Despian Nurhidayat
24/12/2024 07:41
Mayoritas Masyarakat Jakarta Puas dengan Penggunaan Air PAM
Pekerja Perumda Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya menggali tanah untuk jaringan pipa air bersih di lingkungan RW 01, Kamal Muara, Jakarta, Selasa (23/8/2022)(ANTARA/ADITYA PRADANA PUTRA)

PENELITI Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI)  Niti Emiliana memaparkan data bahwa penggunaan air PAM di Jakarta untuk keperluan rumah tangga cukup memuaskan. Dari survei yang dilakukan di 5 wilayah Jakarta, dari 50 responden, 44 di antaranya menyatakan bahwa air PAM yang digunakan tidak memiliki gangguan. 

“Dari 50 responden 44 menjawab tidak ada endapan. 40 responden menjawab tidak berwarna lengket tidak berasa dan tidak berbau. Tapi ada 13 responden yang menjawab ada bau kaporit saat membuka keran, tapi sudah banyak airnya tidak ada bau lagi. Ketika musim hujan juga merasa ada bau yang kurang normal. Saat pemeliharaan juga dikatakan ada bau kaporit dan besi,” ungkapnya dalam dialog publik bertajuk Peningkatan Pelayanan dan Kualitas Air Minum di Jakarta, Senin (23/12). 

Lebih lanjut, mayoritas responden yang disurvei oleh YLKI 54% berusia 46-65 tahun dan ibu rumah tangga atau perempuan sebanyak 82%. Lama penggunaan mayoritas sudah lebih dari 15 tahun dan rata-rata penggunaannya dalam satu bulan mengeluarkan biaya Rp100 ribu sampai Rp250 ribu. 

“Untuk tekanan air mayoritas atau 68% responden menjawab cukup. Tapi ada juga 32% responden menjawab tidak cukup. Penanganan pengaduan, mayoritas 86% pernah mengalami keluhan. Permasalahan yang sering dikeluhkan adalah airnya mengalir kecil. Lalu juga ada yang menjawab air sering mati dan juga tagihan pembayaran,” ujar Niti. 

Kemudian terkait sosialisasi produk knowledge, sebanyak 90% responden menjawab tidak pernah mendapatkan informasi dan untuk itu kegiatan sosialisasi masih perlu dilakukan. 

“Untuk tarif saat ini 60% pelanggan merasa tarifnya cukup. Tapi ada 26% menganggap itu cukup mahal karena dibandingkan dengan kualitasnya,” sambungnya. 

Dari survei tersebut, YLKI merekomendasikan pemerintah daerah untuk ikut serta melakukan koordinasi untuk melakukan pengawasan kualitas air sesuai standar air bersih untuk rumah tangga. Pemerintah daerah juga harus mendukung peningkatan kualitas PAM Jaya di Jakarta. 

“Diharapkan juga ada peningkatan edukasi dan sosialisasi. Kemudian ketika ada pemeliharaan, pelanggan dapat diinformasikan terlebih dahulu. Kemudian terkait penyesuaian tarif juga harus diimbangi dengan peningkatan kualitas air. Dari hal ini juga tidak ada komersialisasi tarif PAM. Kemudian juga harus dilakukan peremajaan pipa PAM karena mayoritas sudah sangat tua di masa Belanda,” jelas Niti. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya