Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
KOMSII II DPRD Kota Bekasi melaksanakan agenda rapat kerja pada Selasa (3/10). Rapat dilaksanakan terkait dengan penyampaian laporan progres pengolahan sampah menjadi energi listrik berbasis teknologi ramah lingkungan (PLTSa) Sumur Batu.
Hadir dalam kesempatan tersebut Ketua, Sekretaris, dan jajaran anggota Komisi II DPRD beserta Asda II, Kepala BPKAD, Kepala Dinas LH, Kabid Aset, Kabag Pengadaan Barang dan Jasa, serta Kabag Kerjasama Dinas LH Kota Bekasi.
Pada kesempatan itu, Sekretaris Komisi II DPRD Kota Bekasi Alimudin menyampaikan bahwa Komisi II melakukan rapat koordinasi terkait dengan penyampaian proses tender dari panitia tender yang dibentuk pemkot untuk pengolahan sampah menjadi energi listrik berbasis energi ramah lingkungan di Kota Bekasi.
Baca juga: Kasus Bocah Meninggal Seusai Operasi Amandel, Polisi Koordinasi dengan KKI dan IDI
“Latar belakang terkait adanya proyek PLTSa ini merupakan proyek strategis yang harus dilaksanakan sebelum tahun 2024, dalam hal ini kami dari Komisi II, dan saya sebagai Sekretaris Komisi II, mendorong secepatnya kepada Pemkot Bekasi untuk melaksanakan pengolahan sampah berbasis energi listrik,” tambah Alimudin.
“Nilai investasi dalam pengolahan sampah energi listrik ini sebesar Rp1,6 triliun, yang progresnya dua tahun untuk konstruksi dan 30 tahun operasi dan pemeliharaan. Jadi ini jangka waktunya hingga 30 tahun yang akan datang,” imbuh politisi PKS ini.
Baca juga: Pemkot Bandung Minta Perkantoran Kelola Sampah Sampah Sendiri
Alimudin juga menjelaskan bahwa proyek pengolahan sampah energi listrik ini akan memiliki dampak positif bagi masyarakat, yakni terwujudnya teknologi ramah lingkungan dan efisiensi biaya APBD.
Pengolahan sampah menjadi energi listrik, imbuh Alimudin, sebagai upaya terobosan yang baik. Ia menjelaskan, produksi sampah di Kota Bekasi mencapai 1.800 ton per hari, dan proyek ini akan mengelola serta mengurangi sampah 800 ton per hari, sehingga akan mengurangi volume sampah di TPA Sumur Batu.
“Proyek pengolahan sampah berbasis listrik ini memiliki manfaat dan besar jangkauannya, tentu akan meminimalkan dampak pencemaran baik limbah sampah maupun air lindi, dan dampak ini terasa di Mustika Jaya dan sekitarnya,” terang Alimudin.
“Selain itu, akan memberikan penghematan terkait dengan biaya APBD yang setiap tahunnya Pemkot Bekasi harus membebaskan lahan seluas 1,5-2 hektare untuk perluasan TPA Sumur Batu,” ungkapnya.
Untuk pengumuman pemenang tender sudah disampaikan ke publik. Tiga sampai empat hari ke depan untuk tanggapan sanggahan dan setelahnya tanggapan sanggahan akan diajukan ke Pj Wali Kota Bekasi untuk dilakukan penetapan.
“Proyek ini memiliki jangka waktu yang panjang 30 tahun ke depan. Saya berharap hal ini dapat berjalan dengan lancar dan akan saya monitor terus agar hasilnya sesuai harapan masyarakat, serta dampak pencemaran sampah di Bantar Gebang, Mustika Jaya, dan sekitarnya dapat tertanggulangi secara signifikan,” tukas Alimudin. (Z-7)
Sehingga dapat meningkatkan keamanan dan kenyamanan kualitas hidup masyarakat DKI Jakarta.
Ia menilai, peran DPRD terkait fungsi pengawasan kepada jajaran eksekutif kurang efektif. Pasalnya, saat ini penilaian hanya tertumpu pada penyerapan anggaran.
Kepala Dinas PUPR OKU Nopriansyah menawarkan sembilan proyek kepada Fauzi dan Ahmad Sugeng Santoso. Proyek tersebut mencakup komitmen fee 22%.
Anggota DPRD dari PDIP juga harus bisa melakukan advokasi pada kepentingan-kepentingan rakyat.
Tindakan yang dilakukan oleh Satpol PP tidak memiliki asas kebermanfaatan dan hanya membuat gaduh.
Kejadian pemadaman listrik itu bertepatan dengan Penampahan Hari Raya Kuningan, ketika umat Hindu di Bali harus menyelesaikan perlengkapan persembahyangan di keesokan harinya.
Diperkirakan sekitar 4,5 triliun puntung rokok dibuang sembarangan ke lingkungan, mencemari tanah dan air akibat kandungan racunnya.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung meminta penyelenggara pemotongan hewan kurban untuk tidak membuang limbah hewan kurban ke sungai.
Limbah ternak yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan dampak lingkungan serius. Mulai dari bau menyengat, serbuan lalat, hingga gangguan estetika.
Prosedur pembuangan limbah dilakukan dengan cermat setiap malam hingga pagi, tanpa terkecuali.
Ketika dikawinkan dengan bakteri, ampas kopi dapat disulap menjadi lembaran elastis mirip material kulit yang diberi nama M-Tex Coffee Leather.
Kemenag menargetkan pembangunan 160 KUA berbasis konsep ramah lingkungan atau green building. Tahap pembangunan fisik dimulai Maret dan ditargetkan rampung pada Agustus 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved