Headline
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.
JAJARAN anggota Komisi VII DPR RI melakukan kunjungan ke Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Plumpang Jakarta. Anggota Komisi VII yang hadir antara lain Maman Abdurrahman, Syaikhul Islam, Abdul Kadir Karding, Hendrik H Sitompul, Diah Nurwitasari, dan Nasril Bahar.
Dalam kunjungan yang berlangsung hari ini, anggota Komisi VII DPR RI berdiskusi sekaligus mendengarkan pemaparan mengenai insiden di TBBM Plumpang dengan pihak Pertamina.
Para wakil rakyat tersebut diterima langsung Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati. Turut mendampingi adalah Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina Erry Widiastono dan jajaran Direksi PT Pertamina Patra Niaga serta manajemen terkait.
Setelah berdiskusi dan mendengar pemaparan Pertamina, para legislator memberikan apresiasi atas komitmen Pertamina dalam menangani insiden Plumpang.
Seperti disampaikan Maman Abdurrahman, bahwa Komisi VII ingin memastikan komitmen yang sangat serius dari Pertamina. Dalam hal ini, tuturnya, Pertamina memastikan bahwa pihak yang menjadi korban sudah ditangani secara baik dari segi kesehatan, termasuk penangangan di rumah sakit.
“Semua langsung ditangani dan kami mengapresiasi hal tersebut. Sekarang, tinggal bagaimana, target jangka pendek, menengah, dan jangka panjangnya, “ ujar Maman, dalam keterangannya, hari ini.
Dari hasil diskusi dan penjelasan Pertamina, imbuh Maman, terdapat dua hal yang bisa digarisbawahi. Pertama, mengenai permasalahan atau penyebab kebakaran, yang belum bisa diambil kesimpulan terlalu dini. Sebab, saat ini masih dalam proses investigasi dari tim-tim yang berkepentingan.
“Lalu kedua, terkait kondisi mitigasi, advokasi, serta beberapa dampak ataupun kondisi pasca kebakaran,” jelas Maman.
Baca juga: DPR: Pertamina Harus Tinjau Ulang Seluruh Depo dan Kilang Minyak
Maman menambahkan, TBBM Plumpang merupakan Objek Vital Nasional (Obvitnas), yang menjadi salah satu titik tumpu penyuplai energi untuk masyarakat.
Karena itu, perlu titik temu pasca insiden sehingga menjadi solusi dari berbagai permasalahan. Salah satunya, tegas Maman, melalui pembentukan buffer zone hijau dan biru.
"Yang harus dipahami publik,TBBM Plumpang adalah Objek Vital Nasional, karena merupakan titik tumpu penyuplai bahan bakar. (Tetapi) kami pastikan bahwa pasokan ke masyarakat tidak terganggu."
"Tadi kami melihat, terdapat satu langkah yang memang perlu dilakukan Pertamina dan kami mendorong untuk itu. Yakni membuat buffer zone hijau dan biru. Buffer zone hijau dan biru adalah buffer zone ramah lingkungan yang bisa menyekat atau membatasi antara lokasi area dan masyarakat."
"Hijau artinya ramah lingkungan, ada pepohonan. Lalu biru merupakan daerah aliran sungai. Mudah-mudahan ini bisa jadi salah satu solusi yang cukup komprehensif dan menyelesaikan permasalahan yang ada," tutupnya. (RO/S-2)
Melalui proses lelang, PT Pertamina Patra Niaga (PPN) menunjuk Pertagas untuk mengerjakan pembangunan proyek pipa BBM sepanjang ± 96 kilometer dari Cikampek ke Plumpang.
PT Pertamina Patra Niaga masih menunggu putusan lengkap dari Pengadilan Negeri Jakarta Selatan terkait kewajiban ganti rugi Rp23 miliar atas peristiwa Depo Pertamina Plumpang.
Sejumlah warga sudah meminta PT Pertamina Patra Niaga bertanggung jawab atas insiden kebakaran Depo Plumpang
Willy memberi apresiasi Pertamina karena dapat mencegah gejolak dan kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di SPBU pascainsiden kebakaran.
Luhut menegaskan, tragedi Plumpang harus dilihat secara jernih. Sebab, tegas dia, daerah kosong yang kini menjadi permukiman itu bukanlah tanah kosong.
DPR segera memanggil PT Pertamina (Persero). Mereka hendak membahas kebakaran Depo Pertamina di Plumpang, Jakarta Utara, pada Jumat, 3 Maret 2023.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved