Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa diprediksi pada 2050 sekitar 50% atau setengah populasi dunia akan menderita miopia. Hal ini semakin mengkhawatirkan sementara situasi pandemi covid-19 yang juga dinilai turut andil dalam meningkatkan kasus miopia, termasuk kepada anak-anak.
Soalnya, di era digital sekarang banyak anak-anak yang lebih sering beraktivitas memandangi layar handphone. Hal ini yang membuat perubahan signifikan meningkatnya kasus miopia pada anak. Oleh karena itu, Zaf Eye Care dengan Pemerintahan Kota Administrasi Jakarta Selatan bekerja sama mengadakan acara Bakti Sosial Pemeriksaan Mata dan Pemberian Kacamata Gratis untuk anak usia sekolah dasar (SD) yang tidak mampu di daerah itu.
Melalui pemeriksaan mata pada 246 anak usia SD 6-12 tahun di kota Jakarta Selatan, didapatkan hasil diagnosis anak yang memiliki ptosis sebesar 0,4%, glaukoma 0,4%, katarak 0,4%, alergi 10,2%, astigmatisme 13,4%, mata normal 15,5%, dan yang paling besar miopia sebanyak 59,8%. Dr. Zoraya Ariefia Feranthy, SpM. sekaligus Founder dan CEO Zaf Eye Care mengatakan dari hasil bakti sosial ini kami mendapatkan data yang cukup mengkhawatirkan. "Dari 246 peserta dengan rentang usia 6-12 tahun, didapatkan sebesar 73,17% anak dengan kelainan refraksi. Kelainan refraksi seperti minus, plus, dan astigmatisme atau silinder merupakan penyebab gangguan penglihatan yang dapat diatasi dengan pemberian kacamata yang tepat," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (10/8).
Sedangkan untuk angka mata minus didapatkan sebesar 59,75%, dari data yang didapat minus anak-anak dimulai dari -0.50 sampai dengan -11 dan silindris murni sebesar 13,41%. Selain itu, ada anak dengan kasus katarak sebanyak 1 orang, glaukoma 1 orang, dan mata malas atau amblyopia sebanyak 17,48%.
Dr. Zoraya mengatakan, penting untuk disadari bersama bahwa status penglihatan saat ini sangat memengaruhi status sosial dan ekonomi anak-anak di masa yang akan datang. Ia juga mengajak kepada seluruh masyarakat untuk meningkatkan kesadaran pentingnya melakukan pemeriksaan mata rutin, terutama bagi anak-anak. "Saya berharap dengan adanya kegiatan bakti sosial ini, bisa semakin meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan mata," ungkapnya.
ZAF Eye Care merupakan klinik pelayanan kesehatan mata yang berfokus pada edukasi preventif dan terapi yang mengedepankan kenyamanan dan keamanan bagi seluruh pasien, baik pasien anak-anak maupun dewasa yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang canggih sehingga dapat mendeteksi berbagai penyakit mata sejak dini. Klinik yang berlokasi di area Kemang Jakarta Selatan ini menerapkan prokes ketat, termasuk penerapan jadwal konsultasi dan pemeriksaan untuk pasien secara berjarak, serta steril ruang dan peralatan secara berkala.
Perlu ada upaya-upaya yang dapat memperlambat progresi miopia. seperti meningkatkan perhatian pada gaya hidup anak, terapi tetes mata, serta penggunaan lensa-lensa khusus.
Sekitar 10 persen dari 66 juta anak usia sekolah mengalami gangguan mata akibat kelainan refraksi, sehingga membutuhkan kacamata lensa minus.
Progresivitas kasus miopia atau yang lebih dikenal dengan rabun jauh atau mata minus pada anak usia sekolah dilaporkan terus meningkat.
Doa agar penglihatan kita tajam dan tidak rabun disampaikan KH Achmad Chalwani sebagaimana dilansir nuonline_id di Instagram. Awalnya, ia bercerita tentang naik haji.
Saat ini banyak anak usia sekolah menunjukkan gejala gangguan refraksi, khususnya miopia seperti rabun jauh atau mata minus, saat proses belajar mengajar di sekolah.
Ketahui cara mengatasi mata lelah secara cepat dan sederhana dengan melakukan tujuh gerakan senam atau olahraga mata dari konten Youtube Mommies Daily yang bisa Anda lakukan di rumah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved