Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
WABAH penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak yang mengancam membuat penjual hewan kurban waswas. Salah satu penjual hewan kurban, Kustirah merasakan hal demikian.
Kustirah yang menjual hewan kurban di Jalan Lebak Bulus I, Jakarta Selatan itu mengaku harus selektif dalam membeli hewan kurban. Ia dan suaminya harus berangkat ke Pemalang, Jawa Tengah tempat peternak sapi. Di sana ia memastikan sapi dan kambing yang akan dijual nantinya dalam kondisi sehat dan terbebas dari penyakit.
Baca juga: Polisi Tangkap Penabrak Sopir Travel Hingga Tewas di Jaksel
"Di sana dicek sama petugas dari Dinas Kesehatan Pemalang. Ada dokumennya terbebas dari penyakit. Setelah itu baru bisa dibawa ke Jakarta untuk dijual kembali," kata perempuan berusia 49 tahun itu, Sabtu (2/7).
Setibanya di Jakarta, petugas dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta kembali melakukan inspeksi terhadap sapi yang baru tiba. Petugas memeriksa dokumen hewan tersebut dan mengecek kesehatan mulai dari gigi dan mulut. Setelah itu petugas kembali menerbitkan dokumen yang berisi kapan dilakukan pengecekan dan kondisi hewan.
"Petugas langsung datang ke sini. Dicek kembali sapi-sapinya. Terus diberi kode gitu kalau sudah dicek dan ada surat juga hasil pengecekan oleh dinas," ujarnya sambil memperlihatkan dokumen.
Setelah dinyatakan sehat, Kustirah lalu menempatkan sapi tersebut di dalam tenda yang didirikan di sebidang tanah kosong. Ia dibantu oleh tiga orang pegawai untuk membantu memberi makan dan minum sapi dan kambing tersebut.
Ia menjual sapi dengan harga bervariasi dari harga Rp22 juta hingga Rp50 juta per ekornya. Sedangkan kambing dan domba dijual dengan harga Rp2,5 juta hingga Rp5 juta per ekornya.
Kustirah mengaku sejauh ini telah menjual puluhan sapi dan kambing untuk warga yang ingin berkurban. Nantinya sapi dan kambing akan dikirim ke alamat pembeli menjelang Hari Raya Iduladha.
"Kami antar sendiri, karena takutnya pembeli yang bawa sapinya malah kabur," ujarnya. (OL-6)
Distribusi hewan kurban ini menyasar ke daerah tertinggal agar keberkahan Idul Adha tersebar merata.
Daya Group kembali menyalurkan hewan kurban sebagai bagian dari komitmen sosial perusahaan di wilayah sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat.
Pembagian apresiasi dalam bentuk hewan kurban kambing kepada Mitra Pengemudi Grab telah dilaksanakan secara bertahap pada 2-4 Juni 2025 di lebih dari 30 kota.
Mitra Jejaring Kurban adalah sebuah inisiasi gerakan kurban dengan mekanisme jual langsung yang dilakukan mitra peternak individu Jaringan Dompet Dhuafa
Hari Raya Idul Adha bukan hanya bentuk ketaatan spiritual, melainkan juga momentum penting untuk menguatkan solidaritas sosial dan kepedulian terhadap isu-isu mendesak.
Golden Tulip Pontianak meyerahkan 1 ekor hewan kurban untuk dibagikan ke seluruh karyawan Hotel Golden Tulip Pontianak dan masyarakat sekitar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved