Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
KETUA DPW PKS DKI Jakarta Khoirudin meminta pemerintah untuk mengkaji ulang mengenai pengajuan nama salah satu pemimpin Turki, Mustafa Kemal Attaturk di Jakarta. Khoirudin mengatakan sosok Mustafa Kamal Attaturk yang kontroversial akan menyakiti hati umat Islam di Indonesia, khususnya Jakarta.
“Jika memang sangat merugikan dan menyakiti kaum muslimin, lebih baik dibatalkan pemberian nama jalan tersebut,” tegas Khoirudin, yang juga Anggota DPRD DKI Jakarta, Minggu (17/10).
Khoirudib mengatakan rekam jejak dan sejarah Attaturk sangat merugikan kaum muslimin dan peradaban manusia yang tidak menghargai Hak Asasi Manusia. Ia mengatakan sejumlah kebijakan Attaturk justru mendapat banyak sorotan dunia, khususnya oleh umat Islam. “Sangat diktator, dia juga membuat kebijakan merubah masjid Hagia Sofia menjadi museum, mengganti adzan berbahasa arab dengan bahasa lokal, melarang jilbab dipakai di sekolah, kantor-kantor yang bersifat kepemerintahan,” jelasnya.
Khoirudin menambahkan, mungkin bagi sebagian rakyat Turki, Attaturk sangat dicintai, tapi tidak bagi umat Islam dunia khususnya di DKI Jakarta.
“Masih banyak pahlawan lain yang berjasa bagi Kemerdekaan Indonesia untuk diabadikan menjadi nama jalan di ibu kota,” pungkasnya.
Sebelumnya, Duta Besar Republik Indonesia di Ankara, Muhammad Iqbal, mengatakan Indonesia berencana mengganti nama salah satu jalan di daerah Menteng dengan nama tokoh sekuler Turki, Mustafa kemal Ataturk. "Dalam hal ini, melalui wakil gubernur pada saat itu, sudah mengalokasikan salah satu jalan di daerah Menteng. Itu yang nantinya akan diberikan nama founding father Turki," tutur Iqbal.
Sejauh ini, katanya, Pemprov DKI dan KBRI Ankara masih menunggu kepastian nama yang akan digunakan sebagai jalan. "Kita tahu bahwa nama pendiri bangsa Turki adalah Mustafa Kemal Ataturk. Ia pendiri bangsa Turki, Attaturk sendiri artinya bapak bangsa Turki," pungkasnya. (OL-8)
Forum ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia–Turki sepanjang 2025.
Satu orang tewas dan puluhan lainnya mengalami luka saat gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,1 mengguncang Sindirgi, Turki, Minggu (10/8) malam.
ADMINISTRASI Otonom Suriah Utara dan Timur (AANES) memperingatkan bahwa situasi krisis air di Sungai Efrat semakin parah setelah ketinggian air di Danau Bendungan Efrat menyusut.
SURIAH saat ini menghadapi krisis kemanusiaan besar akibat perubahan iklim, konflik geopolitik, dan penurunan curah hujan.
Sedikitnya 10 petugas pemadam dan relawan tewas saat memadamkan kebakaran di Turki.
FESTIVAL Olahraga Masyarakat Nasional (FORNAS) VIII Tahun 2025 di Nusa Tenggara Barat sebagai jembatan diplomasi budaya antara Indonesia dan Turki.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved