Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
DKI Jakarta kembali mengalami musibah banjir tahun ini di mulai pada Sabtu (20/2). Setidaknya sebanyak 200 RT sempat terendam oleh banjir. Pengamat Tata Kota Nirwono Joga, meminta Pemprov DKI segera melakukan pembebasan lahan di kawasan bantaran sungai.
Pasalnya, salah satu penyebab banjir yang meredam wilayah Jakarta kemarin karena pembebasan lahan dan pembenahan bantaran sungai. Ini masih menjadi pekerjaan rumah bagi DKI.
“Banjir di sejumlah wilayah di Provinsi DKI Jakarta berada di sepanjang daerah aliran sungai. Pemprov DKI Jakarta harus membebaskan lahan bantaran sungai lebih cepat lagi,” kata Nirwono.
Lebih lanjut, ia menyinggung perihal kesepakatan yang telah dibuatnya dengan pemerintah pusat dalam pembenahan empat sungai utama di Jakarta. Keempat sungai tersebut yakni, sungai Ciliwung, Angke, Pesanggrahan, dan Sunter.
Kesepakatan dalam upaya pembenahan sungai di Jakarta ini sudah dilakukan sejak 2012. Kesepakatan ini pun berlaku hingga 2022 mendatang. Adapun salah satu poin kerja sama tersebut adanya kewajiban Pemprov DKI untuk melakukan pembebasan lahan di bantaran sungai.
Baca juga : Bantu Korban Banjir, Polisi Turunkan Helikopter
“Pembebasan lahan daerah aliran sungai harusnya diselesaikan oleh Pemprov DKI juga belum maksimal. Sampai saat ini baru ada 20-30% lahan di Kali Angke, Sunter, dan Pesanggarahan yang sudah dibebaskan. Sehingga belum ada pekerjaan konstruksi di wilayah ketiga sungai tersebut. Sementara itu, pembenahan di Kali Ciliwung juga jauh dari selesai,” ungkapnya.
Nirwono menjelaskan, prinsip dasarnya sungai tersebut harus dilebarkan 7.5 meter ke kiri dan ke kanan oleh Pemprov DKI. Sementara warga direlokasi ke rusun terdekat/, setelah itu Kementerian PUPR baru dapat melakukan pekerjaan konstruksi untuk menata pinggiran ataupun bantaran kali.
Ke depan, harus didukung dengan kebijakan tata ruang seluruh pemerintah kota/kabupaten yang ada di sepanjang sungai-sungai yang ada di wilayah jabodetabek. Sehingga sungai-sungai tadi dapat berfungsi secara optimal.
Selanjutnya hal yang tak kalah penting yaitu penataan tata ruang dari hulu hingga ke hilir. Termasuk adanya koordinasi antara pemerintah daerah dan pusat dalam pembenahan sungai. Baik itu melalui pendekatan naturalisasi maupun pendekatan normalisasi secara terpadu maupun harmonis. Kemudian, hal yang bisa dilakukan yaitu rehabilitasi situ dan embung di wilayah Jabodetabek.
“Selain dukungan antar wilayah se-Jabodetabek, untuk 2 hingga 3 tahun ke depan, Pemprov DKI harus membebaskan lahan daerah aliran sungai,” pungkasnya. (OL-7)
PEMERINTAH Kabupaten Garut menetapkan kesiapsiagaan darurat bencana longsor dan banjir setelah beberapa hari melanda sejumlah wilayah.
BANJIR bandang melanda kawasan wisata Lembah Bajuin, Desa Sungai Bakar, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan (Kalsel) menyusul tingginya curah hujan di wilayah tersebut.
Hujan deras yang terjadi di Garut menyebabkan aliran Sungai Cimanuk meluap dan merendam 269 rumah dengan ketinggian air rata-rata setiap rumah 30 sentimeter.
hujan deras menyebabkan banjir bandang dan tanah longsor di Kampung Kiararambay, Girimukti, Kabupaten Garut menyebabkan 4 orang meninggal dunia.
BNPB mencatat 18 kejadian bencana di berbagai wilayah Indonesia dalam kurun waktu 24 jam sejak Selasa (24/6) pukul 07.00 WIB hingga Rabu (25/6) pukul 07.00 WIB.
SEKITAR 70.000 orang telah dievakuasi dan dipindahkan ke tempat yang lebih aman di tengah banjir dahsyat yang melanda Tiongkok selatan, menurut laporan media lokal, Kamis (19/6).
SUNGAI adalah indikator kemajuan. Pemulihan dan penataan aliran sungai merupakan pekerjaan strategis, karena menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.
Rangkaian kegiatan HUT ke-16 KNTI yang dilaksanakan di Pemalang ini diawali dengan Konsolidasi Koperasi yang diikuti oleh Pengurus Koperasi KNTI.
Kondisi sungai saat ini sebagian besar mengalami penyempitan dan pendangkalan dan bahkan menyisakan lebar hanya 2-3 meter.
MENJAGA kelestarian sungai bukanlah tanggung jawab satu pihak saja, melainkan tugas bersama yang melibatkan seluruh elemen masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha.
Kelestarian sumber-sumber air bersih perlu dijaga karena PAM Jaya menargetkan pada 2030 cakupan layanan air bersih mencapai 100%.
Tim dari Sobat Air Jakarta pernah melakukan pembersihan sampah di sungai Jakarta dengan hasil 121 ribu meter kubik atau dua setengah Monas hanya dalam waktu 3 bulan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved