Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Baznas Bazis DKI Berdayakan Penyandang Disabiltas Melalui Difabis

Mediaindonesia.com
07/2/2021 14:18
Baznas Bazis DKI Berdayakan Penyandang Disabiltas Melalui Difabis
Kedai kopi bernama 'Difabis' yang khusus mempekerjakan penyandang disabilitas sebagai karyawannya.(Ist)

DI kawasan Stasiun Sudirman, Jakarta, saat ini terdapat kedai kopi unik. Kedai kopi bernama 'Difabis; yang khusus mempekerjakan penyandang disabilitas sebagai karyawannya.

Difabis merupakan program Baznas (Badan Amil Zakat Nasional)-Bazis DKI.  Baznas (Bazis) DKI Jakarta berkolaborasi dengan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) DKI Jakarta. Kedai Kopi berada tepat di bawah jembatan stasiun Sudirman.

Semua pekerja di Kopi Difabis adalah orang penyandang disabilitas, ada yang tunadaksa dan ada juga yang tunarungu. Para Difabel mereka terlihat bangga dan senang menjadi karyawan kedai kopi.  Terlihat antusias dan bersemangat dalam bekerja dengan segala keterbatasannya. Di kedai Kopi Difabis pembeli tidak perlu bingung. Difabis dilengkapi dengan cara-cara memesan menggunakan gaya bahasa isyarat.

Jadi, mempermudah pegawai dan pengunjung untuk berkomunikasi. Meski dilayani oleh penyandang disabilitas, tetapi kedai Difabis ini selalu didampingi oleh perwakilan dari Baznaz setiap harinya.

Dipo Gustira dan Gigin, selaku perwakilan Baznas (Bazis) mengatakan kepada awak media, Sabtu (7/2) bahwa didirikannya Difabis ini adalah untuk meningkatkan taraf hidup dan melatih kemandirian para penyandang disabilitas.

"Jadi di sini kita juga melatih kemandirian mereka. Kita harapannya Difabis ni sebagai sarana pelatihan aja. Pelatihan selama 3 bulan, 6 bulan atau setahun. Agar mereka bisa mandiri mengelola dengan baik," ujar Gigin.

Sudah dilatih

Lebih lanjut, Gigin juga menjelaskan kalau para penyandang disabilitas sudah terlatih, mereka akan mencari sponsor untuk mendanai pembuatan kedai-kedai serupa. Nantinya akan dikelompokkan 3-4 orang dalam satu kedai.

Selain menawarkan minuman kopi dan non kopi, kedai Difabis juga menawarkan berbagai camilan. Mulai dari roti, kerupuk, kacang, keripik, kurma dan masih banyak lagi. Makanan tersebut merupakan produk dari pelaku UMKM.

"Kalau untuk produknya harapannya sih kita ada difabel yang buat sendiri. Beberapa produk juga sudah ada difabel yang buat. Nah, kebanyakan makanan yang masuk ini harus melewati kurasi dari dinas UMKM," lanjut Gigin.

Para penyandang disabilitas yang tergabung dalam Difabis ini tergabung dalam komunitas Komite Advokasi Penyandang Cacat Indonesia  (KAPCI). Namun, Dipo dan Gigin mengatakan bahwa tidak menutup kemungkinan mengajak difabel dari komunitas lainnya.

Meski masih terbilang baru, tetapi respon positif sudah mulai berdatangan. Dapat terlihat dari banyaknya pengunjung yang mampir ke kedai untuk sekadar membeli kopi atau camilan lainnya.

Difabis ini buka setiap hari Senin - Sabtu. Mulai dari pukul 10.00 hingga pukul 19.00. Dan kini menyesuaikan dengan protokol PPKM yang diterapkan di Jakarta. (RO/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya