Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Ganjil Genap Diterapkan, Masyarakat tak Beralih ke Angkutan Umum

Yanti Nainggolan
11/8/2020 08:29
Ganjil Genap Diterapkan, Masyarakat tak Beralih ke Angkutan Umum
Petugas mengimbau penumpang KRL untuk menjaga jarak saat mengantre masuk di Stasiun Tanah Abang Senin (10/8), saat jam pulang kantor(MI/Ricky Julian)

ANGKUTAN umum tidak mengalami lonjakan penumpang yang berarti sejak diterapkan kembali sistem ganjil-genap. Artinya, warga tidak lantas beralih moda kendaraan.

"Dari pantauan kami, tidak beralih ke angkutan umum karena tujuan kami melakukan pembatasan ini sebagai instrumen pengendalian pergerakan orang di tengah pandemi," ujar Kepala Dinas Perhubungan DKI Syafrin Liputo saat dihubungi, Senin (10/8).

Ia menjelaskan, Pemerintah Provinsi DKI terus melakukan pemantauan dan koordinasi terkait aturan kapasitas bekerja di kantor maksimal 50%. Mobilitas menjadi salah satu indikator.

"Begitu volume lalu lintas tinggi, artinya pelaksanaan pengaturan di hulu yaitu di tempat kerja, belum efektif," kata dia.

Evaluasi akan dilakukan secara mingguan. Pemprov DKI akan membandingkan jumlah penumpang angkutan umum dengan pertambahan angka kasus positif covid-19. Kemudian, evaluasi penegakan hukum pada aturan kapasitas maksimal di perkantoran juga jadi pertimbangan.

Baca juga: Pelanggar Ganjil-Genap di Jaktim Didominasi Mobil Luar DKI

Pemprov DKI menerapkan kembali ganjil genap di 25 ruas jalan ibu kota sesuai Peraturan Gubernur Nomor 88 Tahun 2019 tentang Pembatasan Lalu Lintas dengan Sistem Ganjil Genap. Jam operasi ganjil genap di masa PSBB transisi akan sama dengan penerapannya sebelum masa pandemi, yakni pukul 06.00-10.00 WIB dan pukul 16.00-21.00 WIB.

Pemberlakuan kembali ganjil genap didorong tingginya angka penularan covid-19 di Jakarta. Sistem itu diharapkan menekan mobilitas warga dan mencegah penularan virus yang pertama kali muncul di Wuhan, Tiongkok tersebut.

Masyarakat yang mampu bekerja atau beraktivitas di rumah diharap tidak keluyuran. Sebab ada warga yang sengaja keluar rumah untuk melakukan aktivitas tak penting.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya