Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Ini Antisipasi Dishub DKI Jelang Pemberlakuan Sanksi Ganjil Genap

Putri Anisa Yuliani
07/8/2020 13:02
Ini Antisipasi Dishub DKI Jelang Pemberlakuan Sanksi Ganjil Genap
Calon penumpang menjaga jarak saat mengantri untuk menaiki bus Transjakarta di Jakarta, Kamis (19/3/3030).(MI/Andri Widiyanto)

PEMBERLAKUAN sanksi pelanggaran ganjil genap akan mulai diterapkan pada pekan depan. Dari hasil uji coba ganjil genap mulai Senin (3/8) lalu, ada kenaikan penumpang angkutan umum walau hanya sebanyak 3%, rata-rata di empat jenis moda yakni TransJakarta, MRT, LRT dan KRL.

Maka ketika sanksi diberlakukan bukan tidak mungkin jumlah penumpang akan semakin melonjak. Sebagai antisipasi, Dinas Perhubungan DKI Jakarta telah melakukan berbagai upaya seperti tidak lagi mewajibkan TransJakarta mematuhi salah satu indikator penilaian dalam standar operasional prosedur (SOP) soal jarak kedatangan bus atau 'headway'.

"Jika terjadi penumpukan atau antrean, tentu yang pertama untuk TransJakarta, maka standar pelayanan minimum kita berikan dispensasi. Standar minimum pelayanan TransJakarta saat ini untuk headwaynya 5 menit sampai 10 menit. Nah, sejak hari kemarin, saya sudah sampaikan itu tidak diberlakukan. Artinya begitu ada antrean di dalam atau di luar halte, bus langsung bisa berangkat tanpa harus menunggu 5 menit," ungkap Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo di Jakarta, Jumat (7/8).

Baca juga:  Kadishub: Ganjil Genap Bisa Diterapkan di Seluruh Jalan Jakarta

Selain itu, petugas halte maupun petugas bus TransJakarta yang dioperasikan operator juga petugas di stasiun harus mengatur ritem antrean penumpang di dalam halte. Antrean penumpang harus tetap dilakukan dengan menjaga jarak.

"Ini kita minta kapasitas halte dan stasiun disesuaikan dengan kapasitas physical distancing sehingga tidak terjadi penumpukan di stasiun atau halte TransJakarta. Antreannya dipersilakan di luar dan ini sudah dikoordinasikan secara baik dengan seluruh operator angkutan," ujarnya.

Upaya lainnya yakni dengan mempersiapkan seluruh bus agar siap digunakan setiap kali penumpukan penumpang terjadi. Protokol kesehatan juga harus dilakukan dan konsisten dijalankan.

"Seperti pemakaian masker itu sekarang sudah 100% di dalam angkutan umum karena jika tidak memakai masker mereka tidak boleh dilayani," tukasnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya