Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PEGIAT Media Sosial Denny Siregar mengancam akan melaporkan pihak Telkomsel atas bocornya data pribadi Ponsel milik Denny. Dia pun meminta pertanggungjawaban Telkomsel atas bocornya data-data pribadinya.
Dalam cuitannya, Denny meminta penjelasan dari Telkomsel mengenai data pribadinya yang bocor dalam 3X24 jam. Dia mengancam akan menggugat ke pengadilan jika tidak mendapatkan penjelasan.
Baca juga: TransJakarta belum Berencana Naikkan Tarif
"Saya butuh penjelasan @Telkomsel kenapa data saya bocor dalam waktu 3x24 jam. Kalau tidak ada penjelasan, saya akan gugat ke pengadilan," ujar Denny melalui akun twitter-nya @Dennysiregar7.
Kata Denny, kebocoran data yang dialaminya sangat mengerikan dan bisa menimpa orang lain. Denny diketahui belakangan ramai jadi perbincangan lantaran membuat unggahan di media sosial terkait foto santri cilik yang dia katakan 'calon teroris' dan data pribadi dia dibeberkan akun @Opposite6891 melalui Twitter.
"Teman2, dari kasus ini, ternyata kita baru tahu kalau data diri kita sangat rentan disadap. Contoh dr @opposite6891 ini, bgt mudah dia dpt data ttg saya. Sy menuntut jawaban dr @Telkomsel & @kemkominfo. Ini mengerikan. Bisa saja terjadi pd anda dan keluarga anda," lanjut Denny.
Denny yang saat ini telah dilaporkan ke polisi terkait unggahan 'santri calon teroris' juga mengatakan tidak khawatir data pribadinya bisa diakses orang lain. Namun, dia mengaku khawatir jika data pengguna telkomsel yang lain bisa dimiliki teroris.
"Bayangkan, seandainya data itu dipegang teroris ? Kalian semua pengguna @Telkomsel sama rentannya dgn gua skrg," ujar Denny.
Sebelumnya, akun @Opposite6891 menyebarkan data pribadi yang diduga milik Denny Siregar. Dalam unggahannya @Opposite6891 menampilkan data yang terdiri dari nama, alamat, NIK, KK, IMEI, OS, hingga jenis perangkat yang digunakan. (OL-6)
DI Indonesia, kasus kebocoran data pribadi sebetulnya bukan hal baru. Dalam beberapa tahun terakhir, tidak sekali-dua kali terjadi kasus kebocoran data pribadi yang dilakukan para peretas.
KPU menggandeng Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk memitigasi kebocoran data pemilih menjelang penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024.
Terkait dengan kejadian yang dialami Denny Siregar, pihaknya siap bekerja sama untuk membantu, serta berkoordinasi dengan pihak berwajib.
Kepolisian tengah mendalami profil pelaku yang sudah terlacak. Namun, belum bisa memastikan server yang digunakan pelaku peretasan dan pembobolan.
Dedi mengatakan bahwa pihak Direktorat Siber Bareskrim Polri akan mendalami lebih jauh terhaik hal ini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved