Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Anak dari Aktris Yessy Gusman Jadi Korban PPDB DKI

Tri Subarkah
27/6/2020 22:35
Anak dari Aktris Yessy Gusman Jadi Korban PPDB DKI
Artis Yessy Gusman.(MI/SUSANTO )

ORANG tua murid mengeluhkan jalur zonasi pada Penerimaan Peserta Didik Baru Provinsi (PPDB) DKI Jakarta. Sebagian besar dibuat kecewa dengan sistem zonasi karena lebih mengutamakan peserta didik baru berdasarkan usia ketimbang jarak dari rumah ke sekolah. Aktris Yessy Gusman, 57, turut menjadi korban sistem tersebut.

Anaknya yang bernama Namira saat ini harus gigit jari lantaran gagal masuk ke sembilan SMA yang berada di dekat rumahnya. Dengan nilai rata-rata sebesar 84,04, Yessy cukup percaya diri bahwa anaknya dapat melanjutkan ke SMA 55 yang sudah diincar sejak awal.

Baca juga: PPDB Kocar-Kacir, Mendikbud Nadiem Harus Tegur Pemprov DKI

“Ada namanya dia diterima, dia peringkat 32 dari 65. Sudah masuk, kira-kira setengah jam kemudian hilang namanya. Terpinggirkan sama yang lebih tua, kalah dengan yang usianya 16, 17, yang NEM-nya di bawah,” aku Yessy kepada Media Indonesia, kemarin.

Yessy menilai jalur zonasi sebenarnya sudah baik karena dapat menampung hak anak-anak yang usianya lebih tua dari usia rata-rata peserta didik tahun ini. Namun, hal tersebut butuh perhitungan lebih matang. Menurutnya, jalur zonasi dengan mengutamakan usia peserta didik tidak memperhitungkan faktor lainnya.

“Dihitung jumlahnya dulu, kapasitasnya berapa, ditambah ruangan kelasnya. Jangan membuat adil sebagian anak, tapi menimbulkan ketidakadilan yang lain. Itu merenggut hak anak,” paparnya.

Baca juga:PPDB Jalur Zonasi Didemo, DPRD Panggil Disdik DKI Besok

Ia berharap agar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dapat dengan cepat memperbaiki sistem zonasi PPDB agar peserta didik yang bernasib seperti anaknya dapat tertampung di sekolah yang sesuai dengan zonanya.

Yessy mencontohkan perbaikan tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan kapasitas ruang kelas dari yang 30 menjadi 40 siswa. “Atau seperti zaman saya dulu, sekolah pagi dan siang, tapi Sabtu masuk,” tandasnya. (Tri/A-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik