Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
DINAS Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta mencatat terjadi peningkatan frekuensi berbelanja secara daring, baik layanan antarmakanan siap saji ataupun belanja daring berbentuk paket selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Kepala DLH DKI Jakarta Andono Warih mengatakan hal itu berdampak terhadap peningkatan sampah plastik pembungkus paket belanja daring tersebut.
Dia pun mengimbau agar masyarakat mengurangi penumpukan sampah plastik tersebut dengan menjalankan tips belanja daring ramah lingkungan yang direkomendasikan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). “Seperti mendukung penjual dan produk tanpa pembungkus plastik, meminta penjual untuk mengurangi pembungkus plastik, membeli barang dalam kemasan besar atau satukan bermacam daftar belanjaan dalam satu pembelian,” ungkapnya dalam keterangan resmi, kemarin.
Andono pun mengingatkan mulai 1 Juli mendatang warga sebaiknya membawa kantung belanja ramah lingkungan saat berbelanja. Sebab, pada saat itu berlaku secara resmi larangan penggunaan kantung belanja plastik sekali pakai di pusat perbelanjaan, swalayan, hingga pertokoan. *Hal ini sesuai dengan Peraturan Gubernur Nomor 142/2019 tentang Kewajiban Penggunaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan pada Pusat Perbelanjaan, Toko Swalayan, dan Pasar Rakyat.
Dalam Pergub itu diatur pengelola pusat perbelanjaan, toko swalayan, dan pasar rakyat harus mewajibkan seluruh pelaku usaha atau tenant di tempat yang dikelolanya untuk menggunakan kantong belanja ramah lingkungan (KBRL) dan melarang kantong belanja plastik sekali pakai.
Bagi pengelola perbelanjaan dan toko yang tidak menyediakan fasilitas kantung belanja ramah lingkungan dan masih menyediakan kantung belanja sekali pakai akan dikenai sanksi berupa teguran tertulis 1 hingga 3.
Jika teguran tidak ditindaklanjuti, akan dilanjutkan dengan sanksi denda paksa minimal Rp5 juta dan maksimal Rp25 juta. Pusat perbelanjaan maupun toko juga dapat ditutup dan dicabut izinnya, jika masih melanggar ketentuan ini. (Put/J-1)
Merek wellness asal Bali, Utama Spice, menggandeng Seven Clean Seas, organisasi yang berfokus pada pengangkatan sampah plastik dari lingkungan.
Penelitian terbaru memicu kekhawatiran global setelah ilmuwan menemukan sekitar 27 juta ton nanoplastik mengambang dan tersuspensi di Samudra Atlantik Utara.
UPAYA membangun ekosistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan kian mendesak di tengah meningkatnya tekanan terhadap industri pengguna plastik.
Pelibatan anak-anak dalam berbagai upaya mengurangi sampah plastik disebuat bisa membuat kesuksesannya lebih maksimal.
Sampah plastik multilayer diolah menjadi serpihan (flakes) yang dapat dimanfaatkan oleh industri daur ulang.
Di tengah meningkatnya polusi plastik, seorang guru di SDN 003 Bontang Utara, Bontang, menunjukkan bahwa perubahan dapat dimulai dari ruang kelas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved