Perayaan Rangkaian Paskah Online tak Kurangi Makna Tri Hari Suci

Faustinus Nua
09/4/2020 20:48
Perayaan Rangkaian Paskah Online tak Kurangi Makna Tri Hari Suci
Petugas kebersihan melintas di depan pintu Gereja Katedral, Jakarta, Minggu (5/4).(Antara)

DI tengah pandemi korona (covid-19) umat Kristiani harus menjalani Tri Hari Suci Paskah secara online untuk mengikuti imbauan pemerintah terkait protokol keamanan dan kesehatan.

Anggota Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Benny Susetyo mengungkapkan, misa kali ini harus dirayakan melalui media online. Akan tetapi, hal itu tidak mengurangi makna Tri Hari Suci bagi umat Katolik.

"Hal inipun tidak mengurangi makna perayaan Tri Hari Suci. Paling utama di dalam hati harus ada iman yang selalu menyinari hati. Spirit Tri Hari Suci, Kamis Putih, Jumat Agung, dan Sabtu Paskah kita rayakan dalam keheningan dan kontemplasi merenungkan kembali," ujarnya kepada Medi Indonesia, di Jakarta (9/4).

Baca juga: Pemerintah Geser Cuti Bersama Untuk Tangkal Penyebaran Covid-19

Dia menekankan perayaan di tengah pandemi virus korona harusnya lebih bermakna. Sebab dalam ajaran gereja, Tri Hari Suci merupakan momentum penting ketika iman mampu mengalahkan maut. Hal itu bisa memberi semangat sekaligus pelajaran penting untuk melewati situasi darurat.

"Spirit ini menjadi optimisme kita mampu mengalahkan maut. Paling penting adalah merenungkan dari makna terdalam Paskah sejati, yakni mengalahkan maut," imbuhnya.

Dia pun mengajak umat Kristiani untuk memaknai Tri Hari Suci kali ini dengan tetap mengikuti imbaun pemerintah dan percaya pada upaya-upaya yang pemerintah lakukan. Sinergitas masyarakat dan pemerintah sangat diperlukan untuk bisa mengalahkan pandemi korona di Tanah Air.

Baca juga: Anies Masih Bolehkan Ojek Angkut Penumpang, YLKI: Kontraproduktif

Di samping itu, umat Kristiani dan semua masyarakat Indonesia diminta untuk ikut menjaga dan melindungi diri serta meningkatkan solidaritas kepada sesama. Kepedulian kepada sesama seyogianya terpatri dalam sanubari setiap individu yang merupakan salah satu ciri dan kepribadian bangsa Indonesia yang tertanam dalam sila Pancasila kedua yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab.

"Dengan kata lain seharusnya menjunjung tinggi hak asasi manusia dan mengembangkan persaudaraan berdasarkan nilai-nilai keadilan dan keadaban adalah sebuah keharusan dan kesadaran yang telah terpatri,".

Baca juga: Pandemi Korona, YLKI Minta Aplikator Ojol Ringankan Beban Driver

Masyarakat diharapkan memiliki jiwa solidaritas dan kesetiakawananan dalam melihat dan mengatasi masalah ini. Peduli terhadap sesama dengan tidak melakukan tindakan yang merugikan orang lain yang jauh lebih membutuhkan.

"Semua hal tersebut harus dilakukan dengan penuh keyakinan. Dengan iman akan kebangkitan mengalahkan maut, kita optimistis masa kelam akan berlalu. Yang patut kita tanamkan dan pegang teguh, Pekan Suci kita rayakan dengan iman, harusnya hal ini menjadi momentum kita merefleksikan Tri Hari Suci," pungkasnya.(X-15)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Henri Siagian
Berita Lainnya