Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
KETUA DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi mengingatkan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) untuk tidak melanjutkan proyek revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM) hingga ada kesepakatan dengan para seniman. Pras bahkan mengancam akan memberi sanksi jika revitalisasi dilanjutkan.
Pras mengungkapkan dirinya mengunjungi TIM pada Kamis (27/2) dan menemukan proyek masih dijalankan. Padahal, pihak Pemprov disarankan berkomunikasi lebih dulu dengan komunitas seniman TIM agar sepakat dengan proyek tersebut.
"Saya minta teman-trmqn Jakpro berkomunikasi dengan seniman, nanti undang saya sebagai pendengar. Itu saja," ujar dia saat dikonfirmasi, Senin (2/3).
Menurut dia, penjelasan teknis perlu disampaikan pada pihak seniman. Misalnya, siapa yang bertanggung jawab dalam pemeliharaan atau biaya sewa gedung.
Baca juga: Sidak Ke TIM, DPRD DKI Minta Jakpro Hentikan Proyek Revitalisasi
Pras juga meminta proyek tersebut diberhentikan selama kesepakatan belum ada. Pemberhentian sementara itu adalah bentuk kesimpulan dari pertemuan Pemprov DKI dan Komisi X DPR RI pada Kamis (27/2).
"Seharusnya hargai kesimpulan pertemuan dengan Komisi X kemarin, harus ada moratorium," imbuh dia.
Jika proyek tersebut masih jalan, Pras akan mengambil langkah khusus. Namun, ia belum mau menjelaskan.
"Kalau masih dijalankan, saya punya sanksi sendiri," lanjut dia.
Komisi X DPR memanggil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Komisi pendidikan dan kebudayaan itu menggali keterangan seputar revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM).
Komisi X DPR juga mengundang PT Jakarta Propertindo, pelaksana proyek revitalisasi TIM.
Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi pun menghadiri undangan tersebut. Rapat dimulai pada pukul 09.44 WIB dan dipimpin langsung Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda. (OL-1)
Penjelasan itu berkaitan dengan penolakan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta M Taufik terhadap pembangunan hotel bintang lima di TIM yang akan disebut dengan Wisma TIM.
Penolakan seniman mengenai pembangunan hotel bintang 5 itu karena kurang memahami teknis revitalisasi di TIM tersebut.
Revitalisasu TIM akan dilengkapi dengan fasilitas hotel untuk memfasilitasi seniman baik dari luar daerah maupun luar negeri.
"Wisma TIM akan dibangun dengan 14 lantai. Lantai 1-3 sebagai fasilitas ruang publik seperti galeri kesenian untuk menaruh lukisan- lukisan para seniman serta gerai-gerai untuk usaha ritel,"
Sebelum pengesahan tersebut, banjir interupsi mewarnai rapat banggar itu
Wisma TIM tidak hanya dijadikan sebagai penginapan saja.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved