Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
REVITALISASI kawasan Monumen Nasional (Monas) yang sempat terhenti dan kembali dilanjutkan karena tidak mengantongi izin dari Komisi Pengarah Pembangunan Kawasan Medan Merdeka kembali disoal. Kali ini polemik terkait urungnya Pemprov DKI menyelesaikan detail engineering design (DED) proyek senilai Rp71,3 miliar.
Kritik pun mengalir. Pantas Nainggolan, anggota DPRD DKI dari Fraksi PDIP, misalnya. Ia mengaku terkejut karena DED keseluruhan revitalisasi Monas belum rampung.
Ironisnya, Pemprov DKI justru nekat mencuri start dengan menebas 191 pohon berusia ratusan tahun yang berdiri kukuh di bagian selatan. "Ternyata DED baru dianggarkan tahun ini. Padahal tindakan (revitalisasi) sudah ada, adapun perencanaan belum ada. Seharusnya sebelum ada DED jangan dikerjakan dulu," ujarnya.
Pernyataan itu dilontarkan Pantas dalam rapat Komisi D DPRD dengan Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Pertanahan (Citata) di Gedung DPRD, Jakarta, kemarin. Rapat itu juga dihadiri Deddy Wahjudi, arsitek PT Labo Indonesia yang merupakan pemenang desain sayembara revitalisasi Monas.
Pantas menilai DED menjadi panduan revitalisasi Monas dari desain pemenang lomba yang mengusung konsep konservasi terhadap alam. Namun, hal itu tidak dilihat Pantas. "Ini ada kejanggalan. Kenapa? karena pengerjaan revitalisasi dikerjakan pada akhir tahun. Padahal kita tahu DKI sedang defisit (anggarannya) dan banyak lakukan efisiensi. Ini juga tidak ada sosialisasi menyeluruh dari pemprov. Perlu dievaluasi," kata Pantas.
Anggota Komisi D dari Fraksi PSI, Viani Limardi, juga melontarkan kritik senada. Ia pun heran karena pemprov tidak mengikuti konsep awal DED yang melarang penebangan pohon.
"Tidak ada konsep menebang pohon. Masterplan awal kami ialah ruang terbuka hijau (RTH) di Monas yang semula hanya 53%, kami rencanakan menjadi 64%," timpal Deddy.
Kepala Dinas Citata Provinsi DKI, Heru Hermawanto, membenarkan DED revitalisasi Monas belum rampung. Ia berkilah bahwa proses DED dilakukan secara bertahap dan memakan waktu berbulan-bulan untuk menyelesaikannya.
"DED kan memang produk keseluruhan. Tapi, itu kan ada tahapan. Kalau diselesaikan secara keseluruhan bisa memakan waktu 7 hingga 8 bulan," terang Heru.
Heru bahkan belum tahu kawasan mana di Monas yang akan dikebut pengerjaannya setelah bagian selatan proyek revitalisasi itu rampung dikerjakan. (Ins/J-3)
1 Mei diperingati Hari Buruh Sedunia atau May Day. Hari tersebut adalah sebuah peringatan atas solidaritas pekerja yang merujuk pada peristiwa kerusuhan Haymarket
Sejumlah musisi akan meramaikan panggung hiburan musik dalam rangka memeriahkan “Liburan Lebaran di Monas” yang akan digelar di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, besok.
(Monas) dibuka dari jam 06.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB selama libur Lebaran. Adapun jumlah pengunjung tercatat mencapai 49 ribu.
UNIT Pengelola Kawasan (UPK) Monumen Nasional (Monas) memperpanjang waktu kunjungan hingga pukul 22.00 WIB pada saat libur panjang Isra Mikraj dan Imlek 2025.
Sebanyak 44 ribu lebih pengunjung itu terdiri atas 159 wisatawan mancanegara (wisman) dan 44.207 wisatawan domestik.
Sebanyak 37 ribu lebih per hari orang berkunjung ke kawasan Monumen Nasional (Monas) selama libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved