Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SEBUAH seruan aksi massa berkumandang di media sosial beberapa hari ini. Seruan ini dilontarkan oleh sebuah kelompok yang mengaku sebagai pemuda beragama. Mereka menolak penyelenggaraan even Djakarta Warehouse Project (DWP) 2019.
Kelompok ini menganggap DWP merupakan even maksiat terbesar di Asia karena memfasilitasi minuman keras, narkoba, dan sex bebas.
Sebelumnya, beberapa orang juga yang mengaku sebagai Aliansi Pemuda Nasionalis juga sempat berdemo di depan gerbang Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (5/12) siang lalu.
“Kami mendesak kepada Bapak Gubernur Anies Baswedan agar segera membatalkan izin penyelenggaraan DWP karena diduga bertentangan dengan Pergub No 18/2018 tentang Pariwisata dan bertentangan dengan norma-norma agama serta nilai-nilai kebudayaan yang hidup di masyarakat,” kata koordinator aksi, Carlos. Selain ke Balai Kota, mereka juga menyambangi kantor Ismaya, penyelenggara even, di Gandaria, Jakarta Selatan.
Aksi penolakan DWP juga terjadi kemarin yang dilakukan oleh belasan orang yang mengaku dari Gerakan Pribumi Indonesia (Geprindo).
DWP memang sebuah even besar. Ia merupakan ajang electronic dance music (EDM) terbesar di Asia Tenggara. Acara tahunan ini selalu menghadirkan disk jockey (DJ) ternama dari seluruh dunia sehingga masuk dalam kalender even akbar dan bergengsi EDM internasional.
Tahun ini, DWP bakal digelar selama tiga hari, 13-15 Desember, di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat. Adapun sebagai penampil di antaranya, Calvin Harris, Martin Garrix, Skillrex, dan Zedd. Mereka semua adalah nama besar di dunia EDM.
Di area even DWP memang menjual miras. Pasalnya, bagi sebagian orang penikmat musik, bukan cuma genre EDM tapi rock bahkan dangdut, lebih menikmati dalam keadaan ‘tipsy’ akibat dorongan miras.
Penyelenggara even pun berharap meraup untung dari penjualan makanan serta minuman, termasuk miras dari even itu.
Tahun ini adalah tahun ke sebelas penyelenggaraan DWP. Tahun lalu, DWP ‘melarikan diri’ ke Bali. Secara resmi, Ismaya mengumumkan DWP tahun ke 10, atau yang disebut DWPX, diselenggarakan di Bali karena ingin menyelenggarakan secara istimewa. Tapi ada kisah di balik itu, DWP pindah ke Bali karena situasi berusaha di bidang ekonomi kreatif kala itu cukup sulit akibat dari situasi politik di Ibu Kota serta birokrasi perizinan yang berbelit.
Pada penyelenggaraan pada 2017 misalnya, izin penyelenggaraan DWP baru keluar dua hari menjelang hari H. Syarat-syarat berbelit seperti tidak boleh ada demo penolakan serta larangan menjual miras menjadi alasan sulitnya keluarnya izin. Padahal untuk membuat even dunia sekelas DWP, penyelenggara harus keluar modal hingga puluhan miliar rupiah. Modal itu bisa hangus seketika bila izin tidak keluar.
Citra positif
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Alberto Ali mengakui even-even kreatif seperti DWP ini sebenarnya membuat citra Ibu Kota semakin positif.
“Kota Jakarta mendapat citra positif di mata dunia. Kedua, akan bisa mendatangkan wisatawan lokal maupun mancanegara. Kehadiran mereka pastinya akan menghabiskan uang di Jakarta untuk penginapan dan suvenir dan restoran, ini akan meningkatkan peredaran uang di Jakarta,” ungkapnya, Senin (9/12).
Efek domino dari itu semua tentunya adalah pertumbuhan ekonomi yang akan meningkat serta serapan tenaga kerja bertambah.
Alberto mengatakan DWP 2017 telah menyumbang hingga Rp10 miliar untuk sektor pajak saja. Hal itu masih belum ditambah dari pemasukan makanan, minuman, hotel dari pengunjung yang datang dari luar kota maupun luar negeri.
Di sisi lain, Alberto juga menegaskan pihaknya membuka diri untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak termasuk agen perjalanan serta UMKM dalam upaya pemenuhan kebutuhan perjalanan turis.
“Kita buka diri berkolaborasi dengan komponen di dunia pariwisata menyelenggarakan event tersebut selama tidak bertabrakan dengan norma dan hukum yang ada,” ungkapnya.
Dukungan juga diberikan agar para promotor dan musisi luar negeri giat menyelenggarakan konser di Jakarta seperti dengan memberikan kemudahan administrasi.
Brand Manager Ismaya Live Sarah Deshita menjamin tidak ada hal yang aneh-aneh seperti peredaran narkoba, minuman keras dan bahkan sex bebas selama perhelatan acara tersebut.
“Soal keamanan DWP kita pastikan aman, karena kan ada aturan soal prohibited items atau barang yang tidak boleh dibawa masuk ke dalam tempat acara. Pemeriksaan kita juga ketat,” ujarnya.
Sarah menjelaskan, acara DWP bisa berefek positif dengan menampilkan kebudayaan Indonesia dihadapan pengunjung yang datang. Tarian tradisional seperti Tari Kecak dimunculkan saat DWP 2018 lalu saat di Bali. “Masyarakat harusnya tahu bahwa dengan adanya DWP ini, budaya kita lebih dikenal di internasional juga. DWP ini menjadi sorotan destinasi orang luar untuk datang ke Indonesia,” jelas Sarah.
“Kami punya listnya, sedikitnya ada (turis) yang datang dari 35 negara. Kalau mereka terbang dari luar negeri, ibaratnya enggak hanya datang ke DWP saja. Pasti ke destinasi wisata lain,” tambahnya.
Selain itu, acara musik terbesar se-Asia itu juga memberikan keuntungan ekonomi bagi Indonesia. Meski tidak merinci berapa keuntungan yang didapati, Sarah mengaku acara DWP sebagai salah satu penghasil devisa terbesar di penghujung tahun.
“Kita hitung-hitung untuk harga tiket DWP itu sudah termasuk yang murah karena banyak artis. Impactnya juga kan untuk hotel-hotel di Jakarta, biaya parkir, yang jelas (keuntungan) bisa ratusan miliar. Kamu juga abis meeting dengan Kemenpar, untuk jadikan ajang ini sebagai destinasi pariwisata lah. Tapi masih proses,” tandas Sarah. (Ins/put/J-1)
Kebun Raya Bogor kembali menggelar konser musik Sunset di Kebun fase kedua untuk tahun ini
Menurut dia, recital kali ini bukan hanya menunjukkan kemampuan teknis, tetapi juga tentang perkembangan artistik.
Ini adalah pertama kalinya Amaris Hotel menggelar konser yang terbuka untuk publik.
Mercure Jakarta Batavia menyatakan kesiapan mereka menjadi pilihan utama akomodasi bagi para pengunjung terutama penonton konser dan festival musik berskala internasional di JIS dan Ancol
Akomodasi yang dekat lokasi venue konser penting demi menghindari macet dan sulitnya mencari transportasi umum.
proses pembelian tiket yang aman dan mudah dilakukan melalui platform ticketing-nya, Tiketapasaja.com.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved