Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Sudah Berbayar, Jumlah Penumpang LRT Jakarta Menurun

Putri Anisa Yuliani
05/12/2019 16:16
Sudah Berbayar, Jumlah Penumpang LRT Jakarta Menurun
Sejumlah penumpang turun dari LRT(ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah)

LRT Jakarta telah beroperasi komersial pada 1 Desember. Jumlah penumpang di hari pertama beroperasi komersial hanya 5.961 penumpang.

Padahal, menurut direksi PT LRT Jakarta, rata-rata jumlah penumpang di akhir pekan mencapai 9.000 penumpang.

Sementara di hari kedua yakni Senin (2/12) jumlah penumpang 3.027 jiwa.

"Ya LRT sudah beroperasi komersial. Pada hari pertama 5.961 penumpang. Sementara di hari kedua sebanyak 3.027. Ini kita harapkan akan berkembang terus," kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Kamis (5/12) di Gedung DPRD DKI Jakarta.

Meski masih sepi penumpang, Syafrin optimistis jumlah penumpang LRT akan terus meningkat dengan berbagai upaya sosialisasi. Misalnya saat ini LRT di Stasiun Velodrome telah berintegrasi dengan bus Trans-Jakarta di Halte Pemuda.

Baca juga: Ada Proyek LRT, Halte Dukuh Atas 2 Pindah ke Halte Sementara

Hal itu bisa mendorong warga untuk menggunakan LRT. Sebab, terdapat layanan integrasi baik secara fisik, tiket maupun layanan di halte tersebut.

"LRT memang hanya 5,8 km tapi perlu diingat dia tidak berdiri sendiri tetapi sudah integrasi dengan Trans-Jakarta. Orang dari LRT bisa naik Trans-Jakarta hanya bayar Rp8.500. Dari utara bisa menjangkau ke mana-mana," ungkapnya.

Pihaknya pun kini tengah mengkaji tarif paket atau bundling untuk menarik minat warga beralih dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum khususnya angkutan massal.

Selain itu, ia juga tengah menunggu upaya penyatuan tiket integrasi yang akan dilakukan oleh PT MRT Jakarta. melalui penyatuan tiket itu, nantinya, kartu Multitrip MRT Jakarta bisa digunakan untuk menggunakan moda transportasi lain seperti KRL Commuterline, LRT Jakarta, Trans-Jakarta dan JakLingko.

"Saat ini kami sedang melakukan kajian electronic fare collection (EFC). Setelah itu selesai baru kita bisa meningkat untuk pembayarannya," tuturnya.

Ia optimistis tarif bundling dan penyatuan tiket integrasi itu bisa dilakukan tahun depan.

"Prinsipnya saya mau MRT atau siapapun yang menerapkan itu tidak masalah selama memang bisa mengintegrasikan layanan dengan baik," pungkasnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya