Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Gelar Mangrove Volunteers Day 2019 untuk Lindungi Teluk Jakarta

Mediaindonesia.com
20/8/2019 13:04
Gelar Mangrove Volunteers Day 2019 untuk Lindungi Teluk Jakarta
acara 'Mangrove Volunteers Day' 2019 di kawasan ekosistem mangrove Angke Kapuk, Jakarta Utara.(Istimewa)

BALAI Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jakarta, Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), dan para mitra yang terdiri dari APP Sinar Mas, PT Indofood Sukses Makmur, Tbk, PT Chevron Pacific Indonesia, dan PT Djarum menggelar acara 'Mangrove Volunteers Day' 2019 di kawasan ekosistem mangrove  Angke Kapuk, Jakarta Utara..

Dalam kegiatan tersebut dilakukan aksi penanaman mangrove di kawasan Arboretum, pembibitan di area Taman Wisata Alam Mangrove Angke Kapuk, dan pembersihan sampah di Suaka Margasatwa Muara Angke.

Sebanyak 270 bibit dari lima jenis mangrove, yaitu Rhizophora mucronata, Rhizphora stylosa, Rizhophora Apiculata, Sonneratia alba, dan Bruguiera gymnorrhiza ditanam secara simbolis dalam kegiatan tersebut.

Total, ada 1.000 batang yang mewakili seluruh jenis mangrove yang tumbuh secara alami di kawasan teluk Jakarta. Hal tersebut menjadi langkah penting mengingat kondisi mangrove di teluk Jakarta terus tertekan.

“Luas lahan mangrove terus berkurang, limbah industri dan rumah tangga yang mencemari hutan mangrove mempercepat kerusakan kawasan ini,” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta Andono Warih saat dihubungi Jakarta, Selasa (20/8).

Terlebih lagi, Jakarta adalah hilir dari 13 sistem daerah aliran sungai, yang selain membawa air, juga membawa sampah plastik yang mengancam kehidupan ekosistem mangrove.

Padahal, ekosistem mangrove menjadi daerah perlindungan dan perkembangan bagi biota laut yang sangat beragam, seperti ikan, kepiting, udang dan moluska, serta fauna hutan seperti monyet, burung dan reptil.

Ekosistem mangrove juga menyediakan beragam manfaat bagi kehidupan warga sekitarnya. Yakni sebagai sumber mata pencaharian dan sumber makanan bagi masyarakat daerah pesisir, untuk layanan perikanan komersial, maupun sebagai destinasi wisata, konservasi, pendidikan, dan penelitian.

“Hutan mangrove memberi kontribusi pada sektor perekonomian dengan menyumbang Rp 40 triliun per tahun dari sektor budidaya perikanan. Dari sisi ekologis, mangrove menjadi penyangga kehidupan,” ujar Direktur Bina Pengelolaan Ekosistem Esensial Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tandya Tjahjana dalam sambutannya di acara 'Mangrove Volunteers Day', Kamis (15/8).

Dalam acara itu, Warih mengatakan, “Dalam konteks urban, mangrove penting untuk mengatasi kualitas udara di Jakarta dengan kemampuannya menyerap karbon sebanyak 24 metrik ton per tahun,” tambahnya.

Berbagai upaya rehabilitasi mangrove, menurut Tandya, dilakukan untuk menambah kawasan hutan mangrove di Jakarta yang menjadi bagian dari lahan terbuka hijau. Terlebih, area ini pun menjadi benteng pelindung di kawasan pesisir.

Dalam hal ini, Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem-Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, melalui Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jakarta, menjalin kerja sama dengan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), berkomitmen untuk merestorasi ekosistem mangrove.

Upaya restirasi mangrove diimplementasikan program pengelolaan terpadu melalui program MERA (Mangrove Ecosystem Restoration Alliance). MERA, yang diluncurkan pada 2018, merupakan aliansi kemitraan yang mengedepankan strategi adaptasi berbasis ekosistem, termasuk konservasi dan restorasi mangrove.

Ketua Yayasan Konservasi Alam Nusantara Rizal Algamar mengatakan, “Pengelolaan hutan mangrove Muara Angke menjadi wilayah awal dari berjalannya program MERA. Kami melihat, tindakan kolektif amat diperlukan untuk menyelamatkan ekosistem mangrove terakhir di Jakarta ini. MERA pun menjadi jawaban untuk sebuah pengelolaan terpadu dan kolaboratif yang menyatukan seluruh pihak yang peduli akan kelestarian mangrove.”

Kepedulian terhadap pelestarian ekosistem mangrove ini juga menjadi perhatian bagi pihak swasta yang bergabung sebagai mitra MERA. Presiden Direktur PT Chevron Pacific Indonesia (PT CPI) Albert Simanjuntak menyampaikan, “Kami sangat senang dapat bermitra dengan KLHK, YKAN, dan organisasi lainnya dalam program MERA."

Hal senada diungkapkan Head of Corporate Communications PT Indofood Sukses Makmur, Tbk, Stefanus Indrayana. “Indofood bergabung dalam MERA untuk mendukung konservasi dan restorasi ekosistem mangrove di Indonesia. MERA merupakan inisiatif penting yang selaras dengan visi keberlanjutan kami," kata Stefanus. 

“Kami berharap program MERA yang merupakan wadah multipihak, dapat mewujudkan terciptanya pengelolaan mangrove secara berkelanjutan dan terintegrasi,” ujar Direktur Sustainability APP Sinar Mas Elim Sritaba.

“Kami merasa terpanggil untuk bersama bergabung ke dalam aliansi MERA karena ini sebagai tanggung jawab kita terhadap lingkungan, bumi tempat kita hidup, serta tanggung jawab kita pada generasi penerus kita, “ tambah Director of Strategy and Sustainable Development PT Djarum Jemmy Chayadi.(OL-09)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya