Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
KUALITAS udara Ibu Kota Jakarta, Minggu (18/8) pagi, berstatus tidak sehat bagi kelompok sensitif seperti dilansir situs AirVisual.com.
Jakarta menempati posisi keempat sebagai kota yang memiliki kualitas udara terburuk di dunia dengan US Air Quality Index (AQI) atau indeks kualitas udara di angka 147 atau setara parameter PM2.5 dengan konsentrasi polutan 54.3 microg/m3.
Posisi pertama untuk kualitas udara terburuk di dunia diisi Kota Hangzhou, Tiongkok dengan indeks kualitas udara 160 dengan status udara tidak sehat setara dengan parameter PM 2.5 73.5 microg/m3.
Krasnoyarsk di Rusia dan Chengdu di Tiongkok secara berturut-turut menempati posisi kedua dan ketiga untuk kualitas udara terburuk di dunia dengan status tidak sehat dengan AQI 159 dan 149.
Baca juga: Kamis Siang, Kualitas Udara Kemayoran Terburuk di Jakarta
Terakhir untuk kualitas udara terburuk di dunia pada posisi kelima diisi Shanghai, Tiongkok dengan nilai indeks kualitas udara 134 atau setara PM2.5 dengan konsentrasi polutan 49 microg/m3.
AirVisual.com menyarankan bagi masyarakat yang akan melakukan pekerjaan di luar ruangan untuk menggunakan masker atau penutup wajah agar tidak terpapar secara langsung oleh kualitas udara buruk di ibu kota.
Selain itu, masyarakat diimbau untuk tidak menggunakan kendaraan bermotor dan tidak membuka ventilasi udara secara langsung.
Kualitas udara yang buruk di ibu kota menjadi sorotan hingga berujung pada tuntutan oleh 32 pihak baik organisasi dan individu kepada tujuh lembaga pemerintah.
Kelompok ini menganggap para tergugat telah abai terhadap hak warga negara untuk menghirup udara yang sehat dan berkualitas baik di Ibu Kota Jakarta. (OL-2)
Polusi udara yang semakin memburuk di Jakarta, menjadi salah satu penyebab meningkatnya kasus radang tenggorokan di masyarakat.
Partikel PM2.5 dan PM10 yang dapat menyebabkan infeksi pernapasan, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), mengi, asma sampai kematian berlebih termasuk sakit jantung.
Polusi udara berisiko menyebabkan asma, ISPA, penyakit kardiovaskular, penyakit paru sampai dengan resisten insulin pada kelompok usia muda seperti anak-anak dan remaja.
Paparan polusi udara berisiko menyebabkan asma, ISPA, penyakit kardiovaskular, penyakit paru sampai dengan resisten insulin pada kelompok usia muda seperti anak-anak dan remaja.
Kualitas udara Jakarta tercatat berada pada urutan kedua sebagai kota paling berpolusi di Indonesia, setelah Tangerang Selatan, Banten dengan poin 191.
Kualitas udara Jakarta bukan hanya soal isu lingkungan, tapi juga soal kesehatan publik dan stabilitas ekonomi di wilayah urban.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved