Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Penggabungan konsep budaya dengan konsep komersial atau bisnis di Taman Ismail Marzuki (TIM) sering mendapat pertentangan di masyarakat. Budayawan Betawi, Yahya Andi Saputra menyebutkan hal tersebut bukan merupakan masalah selama semua dapat dibicarakan dengan baik.
"Tempat seperti itu bisa dijadikan macam-macam, tidak terlalu masalah, yang penting semua dibicarakan, semua seniman diajak berbicara untuk memberikan masukan," kata Yahya, dalam sambungan telepon, Kamis, (4/7).
Yahya mejelaskan masukan pendapat dari para seniman menjadi penyeimbang. "Kemudian nanti kita mengetahui keinginan-keinginan seniman seperti apa. Jadi memang harus imbang," lanjutnya.
Mengenai kekhawatiran biaya penyewaan untuk keperluan pagelaran kebudayaan di TIM yang akan melonjak pascarevitalisasi, Yahya berharap pemerintah dapat memberikan subsidi.
"Kalau menurut saya pribadi harus ada subsidi dari pemerintah daerah untuk mempermudah kita para seniman dalam hal biaya pagelaran, " ucapnya.
Sementara itu, dengan dilakukanya revitalisasi pada kawasan TIM ia berharap kawasan tersebut dapat menjadi rumah bagi para seniman maupun masyarakat.
"Revitalisasi penting dilakukan, lalu kemudian dibuatlah kawasan itu seakrab mungkin jadi kita menganggap kawasan itu adalah rumah kita semua, jadi rumah seniman, rumah budayawan, rumah masyarakat, " harapnya.
Ia juga berharap kemudian kawasan tersebut dapat diakses seluruh masyarakat dan tidak adanya ditemukan hal-hal yang dibatasi.
"Jadi kemudian nanti juga tidak ada sesuatu yang dibatasi-dibatasi, setelah TIM selesai direvitalisasi harus menjadi milik kita dan rumah kita bersama, " pungkasnya. (Rif/OL-9)
Lebaran Betawi tahun ini mengusung tema 'Dengan Budaye Kite Perkokoh Persatuan dan Kesatuan Indonesia' .
SEJAK Jumat (19/7) hingga Minggu (21/7) ada keramaian di Monumen Nasional.
Lebih dari 60 penulis dan pelaku sastra dari dalam dan luar negeri akan terlibat dalam kegiatan tersebut.
AMPN menyatakan dukungannya kepada aparat TNI-Polri dalam mengawal keselamatan dan keamanan bangsa.
MARAKNYA kelompok ondel-ondel yang beratraksi di jalan-jalan perkampungan, sehingga mengesankan ondel-ondel sebagai salah satu ikon budaya jakarta digunakan untuk mengamen.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved