Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
SEJUMLAH massa provokator mulai muncul di sisi kiri Gedung Sarinah Thamrin, di depan Restoran Bakmi Gajah Mada, Rabu (22/5), pukul 22.15 WIB.
Awalnya sisi kiri Gedung Sarinah relatif kondusif dan banyak pedagang menjajakan minuman.
Berdasarkan pantauan, massa yang berjumlah puluhan di sisi kiri Gedung Sarinah itu, relatif berperawakan muda berusia sekitar 20-30 tahun. Mereka mencoba memprovokasi personel polisi yang berjaga di dalam lahan parkir mobil Gedung Sarinah Thamrin. "Sini keluar kau," kata seorang provokator.
Baca juga: MRT Tutup Seluruh Stasiun Bawah Tanah Malam Ini
Adapun massa yang paling awal memicu kericuhan di Jalan MH Thamrin berasal dari depan Djakarta Theater. Mereka melempari polisi dengan bom molotov dan batu. Mereka juga membakar botol-botol bekas di tengah jalan.
Polisi mencoba membubarkan massa dengan tembakan gas air mata, sehingga beberapa massa terluka dan dirawat relawan dari Dompet Dhuafa yang bersiaga di Jalan KH Wahid Hasyim. (X-15)
Pihak Polri mengatakan, latar belakang kelompok tersebut berasal dari ormas, partai politik, relawan, hingga kelompok teroris yang juga merencanakan aksi di waktu yang sama.
Polda Metro Jaya telah menyerahkan 334 tersangka dan barang bukti kasus kerusuhan aksi 21-22 Mei ke Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta.
Sebelumnya, aksi vandalisme kelompok Anarko sempat menghebohkan masyarakat, Kota Tangerang pada Kamis (9/4).
“Para pelaku ini berniat memanfaatkan situasi masyarakat yang sedang resah di tengah wabah korona dengan menyebarkan provokasi untuk membuat keonaran,” tandas Nana, kemarin.
MOTIF empat pelaku vandalisme yang ditangkap Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Tangerang ialah memprovokasi warga agar membuat kekacauan di kota-kota besar wilayah Pulau Jawa.
Kurangnya perlindungan dari pemerintah untuk penetapan harga akan memperlebar kesenjangan gender dalam pertanian.
Ratusan suporter Manchester United berdemonstrasi menentang kepemilikan keluarga Glazer, setelah klub sepak bola tersebut terlibat dalam rencana untuk bergabung dengan Liga Super Eropa.
Pihak Liga Primer Inggris dan Asosiasi Sepakbola Inggris (FA) melakukan investigasi menyusul protes massa yang dilakukan di sekitar stadion.
"Saya dibesarkan di sini, saya tinggal di sini, orangtua saya dari Rusia tetapi saya tidak ingin melihat penjajah."
RATUSAN supporter bonek mendatangi salah satu stasiun televisi swasta di Surabaya, Jawa Timur, memprotes jadual pertandingan dari PT Liga Indonesia Baru (LIB)
"Tidak masuk akal menyebut para pemain Iran dikekang. Saat ini, para pemain hanya memiliki satu hal di pikiran mereka, melaju ke putaran kedua."
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved