Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DOKTER spesialis anak dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Attila Dewanti Poerboyo mengungkapkan, penggunaan bedak tabur pada bayi baru lahir dapat berisiko menyebabkan bayi mengalami kesulitan bernapas.
“Penggunaan bedak tabur pada bayi baru lahir sebaiknya dihindari. Penelitian menunjukkan bahwa bedak tabur bisa terhirup dan masuk ke paru-paru bayi. Meskipun mungkin dulu belum ada penelitiannya, kini sudah jelas bahwa bedak tabur tidak boleh digunakan,” ujar Attila dikutip dari Antara, Jumat (19/7).
Attila menjelaskan bahwa bedak tabur berbentuk serbuk halus yang dapat dengan mudah terbang di udara.
Baca juga : Popok yang Tepat Dukung Perkembangan Motorik Bayi
Karena partikel bedak yang sangat kecil sulit terlihat dan mudah tersebar, bedak ini dapat masuk ke saluran pernapasan bayi, terutama saat bayi menangis atau membuka mulut.
“Penggunaan bedak tabur, baik di wajah atau seluruh tubuh bayi, sudah tidak dianjurkan lagi,” tambahnya.
Selain itu, kondisi bayi dapat semakin memburuk jika bayi memiliki riwayat alergi yang diturunkan dari orang tua.
Baca juga : Kenali Selai Kacang Sejak Bayi Mampu Kurangi Risiko Alergi
Attila menjelaskan bahwa bayi yang orang tuanya memiliki riwayat alergi, seperti asma atau alergi debu, memiliki kemungkinan lebih tinggi mengalami alergi.
“Jika kedua orang tua memiliki riwayat alergi, kemungkinan bayi mengalami alergi bisa mencapai 70-80%. Jika hanya salah satu orang tua yang memiliki alergi, risiko bayi mengalami alergi sekitar 50%. Jika tidak ada riwayat alergi pada orang tua, tetapi ada pada kakek atau nenek, bayi tetap berisiko. Hal ini dapat membuat paru-paru bayi lebih sensitif dan berpotensi menimbulkan masalah kesehatan,” jelas Attila.
Attila juga mengingatkan bahwa kulit bayi baru lahir sangat tipis, sekitar lima kali lebih tipis dibandingkan dengan kulit orang dewasa.
Bayi juga sedang dalam proses adaptasi dengan lingkungan sekitarnya, sehingga produk atau bahan yang digunakan pada kulit bayi harus diperhatikan dengan seksama.
“Pilihlah produk bayi yang telah teruji secara dermatologis dan sesuai untuk bayi baru lahir. Produk tersebut harus khusus untuk bayi baru lahir agar tidak menyebabkan iritasi atau masalah kulit,” tambah Attila yang saat ini berpraktik di Rumah Sakit Brawijaya Antasari Jakarta. (Z-10)
Selain vaksinasi, menjaga kebersihan dan konsumsi makanan bergizi juga menjadi langkah penting untuk pencegahan polio.
Bayi memerlukan perhatian ekstra dan kenyamanan selama perjalanan, terutama ketika menggunakan motor yang memiliki kondisi dan kestabilan yang berbeda dengan mobil
Penyakit jantung bawaan merupakan penyakit jantung yang terjadi akibat abnormalitas perkembangan jantung saat masih dalam janin dan berlanjut hingga setelah lahir.
Penelitian terbaru menunjukkan memberi makan selai kacang halus kepada bayi sampai sekitar 5 tahun dapat mengurangi risiko alergi kacang tanah hingga 71% di masa remaja.
Rancangan Undang-Undang Kesejahteraan Ibu dan Anak pada Fase 1.000 Hari Pertama Kehidupan (RUU KIA) telah disahkan menjadi undang-undang (UU) oleh DPR.
Orang tua perlu mengetahui kapan sebaiknya anak diberikan obat herbal atau obat konvensional.
Belakangan ini, muncul pro dan kontra seputar apakah menyusui bayi lebih dari dua tahun memiliki dampak negatif pada kesehatan anak
Alergi merupakan bentuk reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap zat lain yang dianggap berbahaya walaupun sebenarnya tidak.
Alergi susu sapi dapat terjadi ketika sistem kekebalan tubuh yang dimiliki anak bereaksi berlebihan terhadap protein yang terkandung dalam susu sapi.
Reaksi ini muncul karena sistem kekebalan tubuh menganggap zat tertentu dalam obat tersebut sebagai substansi yang bisa membahayakan tubuh.
Vaksinasi adalah cara penting untuk melindungi anak-anak dari berbagai penyakit berbahaya. Namun, banyak orang tua yang khawatir tentang keamanan dan efektivitas
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved