Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
DOKTER spesialis neurologi, dr. Henry Riyanto Sofyan, Sp.N(K) dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM), mengingatkan agar pengidap migrain tidak mengonsumsi obat selama lebih dari 15 hari dalam sebulan karena dapat menyebabkan medication-overuse headache (MOH) atau sakit kepala akibat dosis obat berlebihan.
"Penggunaan obat itu harus dibatasi, tidak boleh lebih dari 15 hari dalam 1 bulan," kata Henry dikutip dari Antara Kamis (13/6).
Henry menjelaskan bahwa batas penggunaan obat selama 15 hari dalam 1 bulan berlaku khusus untuk obat-obatan pereda nyeri kepala sederhana seperti paracetamol atau ibuprofen. Sedangkan untuk obat yang lebih kompleks atau campuran, batas penggunaannya lebih pendek, yakni hanya 10 hari.
Baca juga : Sering Dikonsumsi, Ternyata 2 Obat Sakit Kepala Ini Dapat Berisiko Memicu Anemia Aplastik
"Jika penggunaan obat melebihi 10 atau 15 hari dalam satu bulan selama tiga bulan berturut-turut, maka pola nyeri kepala akan berubah atau memburuk," ujar Henry.
Henry menjelaskan bahwa obat pereda nyeri kepala bersifat aborsif atau hanya digunakan ketika gejala nyeri kepala muncul, berbeda dengan obat demam yang dikonsumsi rutin sesuai jadwal.
"Penggunaan obat harus dibatasi. Biasanya saya anjurkan dalam waktu satu minggu, batasi penggunaannya kurang dari 3 hari atau 2 hari," kata Henry.
Henry juga menyarankan pencegahan serangan migrain dengan pola hidup sehat seperti olahraga teratur, pola makan sehat dan terjadwal dengan gizi seimbang, istirahat yang cukup, dan manajemen stres.
"Minum obat sesuai anjuran dokter, batasi kafein, hindari alkohol, dan berhenti merokok untuk mengurangi atau mencegah frekuensi migrain," kata Henry. (Z-10)
Sakit kepala yang disebabkan oleh tumor otak umumnya lebih parah saat bangun tidur di pagi hari dan dapat membaik sepanjang hari. Pola ini dapat dikaitkan deng
Gejala migrain pada perempuan biasanya terjadi dalam durasi lebih lama serta memiliki risiko kambuh lebih tinggi dan waktu pemulihan lebih lama dibandingkan pada pria.
Merendam kaki di air hangat akan membuat pembuluh darah di daerah kaki melebar.
“Kadang-kadang saya mengalami migrain kronis. Ini adalah waktu yang sangat buruk untuk memulai pertandingan. Sulit untuk menghadapinya."
Penelitian terbaru dari Belanda mengungkapkan migrain pada perempuan, namun tidak pada laki-laki, terkait dengan hipertensi.
Berdasarkan studi Global Burden of Disease 2019, migrain menempati urutan nomor dua sebagai penyakit penyebab disabilitas tertinggi di dunia baik bagi pria maupun wanita.
Parasetamol (asetaminofen) adalah obat yang sering digunakan untuk meredakan nyeri dan menurunkan demam. Obat ini dikenal aman bagi kebanyakan orang, apabila digunakan sesuai anjuran
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved