Hamas Setuju Buka Akses Bantuan Tahanan Israel, Tapi Ini Syaratnya

Dhika Kusuma Winata
04/8/2025 11:03
Hamas Setuju Buka Akses Bantuan Tahanan Israel, Tapi Ini Syaratnya
Konflik di Gaza, setelah serangan Israel di kamp Nuseirat pada 29 April 2025.(Photo by Eyad BABA / AFP)

KELOMPOK bersenjata Palestina, Hamas menyatakan hanya akan mengizinkan Komite Palang Merah Internasional (ICRC) memberikan bantuan kepada para sandera Israel. Syaratnya, jalur kemanusiaan ke Gaza harus dibuka.

Dalam pernyataan resmi sayap militer Hamas, mereka siap merespons positif permintaan Palang Merah untuk mengirim makanan dan obat-obatan kepada para tawanan namun syaratnya ialah pembukaan koridor kemanusiaan di seluruh wilayah Jalur Gaza.

"Kami siap merespons secara positif setiap permintaan Palang Merah untuk mengirim makanan dan obat-obatan kepada tahanan musuh. Namun, kami mensyaratkan diterimanya permintaan itu dengan pembukaan koridor kemanusiaan untuk pengiriman makanan dan obat-obatan di seluruh wilayah Jalur Gaza," ucap pernyataan resmi Hamas.

Pernyataan itu merupakan respons atas permintaan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang menghubungi perwakilan regional ICRC, Julien Lerisson. Netanyahu memintanya turut membantu pengiriman makanan serta penanganan medis segera kepada para sandera yang ditahan di Gaza.

Seruan itu disampaikan menyusul kemunculan video yang memperlihatkan dua sandera dalam kondisi lemah dan tampak sangat kekurangan gizi.

Dalam pernyataan yang dirilis di platform X, ICRC mengungkapkan keterkejutannya atas video tersebut dan kembali menyerukan agar diberi akses langsung kepada para sandera.

Kelompok Al-Qassam, yang merupakan sayap militer Hamas, mengklaim mereka tidak sengaja membuat para tawanan kelaparan, tetapi juga menegaskan para sandera tidak akan diperlakukan secara istimewa dalam hal distribusi makanan selama warga Gaza sendiri menghadapi kelaparan dan blokade.

Beberapa hari terakhir, Hamas dan sekutunya merilis tiga video yang menampilkan dua sandera, Rom Braslavski dan Evyatar David, yang diculik dalam serangan 7 Oktober 2023. Keduanya tampak lemah dan mengalami kekurangan gizi.

Kantor Perdana Menteri Israel sebelumnya juga menyampaikan Netanyahu telah berbicara langsung dengan keluarga kedua sandera tersebut. Netanyahu menegaskan pemerintah mengupayakan pembebasan seluruh sandera yang masih ditahan.(AFP/H-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indriyani Astuti
Berita Lainnya