Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
KAPTEN Pesawat Air India yang jatuh bulan lalu, Sumeet Sabharwal, diduga mematikan sakelar bahan bakar setelah lepas landas dari negara bagian Gujarat, India. Hal itu terungkap dari hasil rekaman kotak hitam (blackbox) Pesawat Air India Boeing 787 Dreamliner.
Kopilot Clive Kunder sempat mempertanyakan keputusan kapten yang lebih berpengalaman tersebut saat memindahkan sakelar ke posisi cutoff atau mati setelah lepas landas, Dalam kecelakaan tersebut, sebanyak 279 orang tewas dengan 242 orang di dalam pesawat.
Wall Street Journal pada Kamis (17/7) yang mengutip penilaian awal dari pejabat AS yang terlibat dalam penyelidikan, melaporkan bahwa keputusan Sabharwal membuat Kopilot Kunder terkejut dan panik, sementara sang kapten tetap tenang.
Para penumpang terdiri dari 169 warga negara India, 53 warga negara Inggris, tujuh warga Portugal, dan satu warga Kanada. Namun, ada 1 penumpang selamat setelah loncat dari pesawat. Kecelakaan itu juga menyebabkan sejumlah orang tewas setelah pesawat mendarat.
Pilot AS yang meninjau laporan tersebut menyatakan bahwa Kunder, yang secara aktif menerbangkan pesawat, kemungkinan sedang fokus dengan kontrol penerbangan, sementara Kapten Sabharwal yang mengawasi memiliki kebebasan untuk memanipulasi sakelar.
Laporan tersebut menyebut sakelar dimatikan dengan selisih satu detik dan dinyalakan kembali sekitar sepuluh detik kemudian. Tak lama setelah itu, pesawat jatuh di dekat Bandara Ahmedabad.
Beberapa pejabat AS menyatakan bahwa insiden tersebut seharusnya menjadi subjek penyelidikan kriminal jika ada potensi tindak pidana, bukan sekedar dianggap sebagai kecelakaan keselamatan, seperti kebiasaan di AS.
Namun, Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India (AAIB) pada Kamis mengimbau agar publik tidak menarik kesimpulan dari laporan yang selektif dan belum terverifikasi.
“Kami mendesak masyarakat dan media untuk tidak menyebarkan narasi prematur yang berisiko merusak integritas proses investigasi,” kata pernyataan AAIB.
Laporan awal otoritas India belum menyimpulkan apa pun mengenai penyebab kecelakaan atau alasan sakelar bahan bakar dimatikan.
Menyatakan bahwa investigasi masih belum selesai, badan itu mengatakan: “Laporan akhir akan keluar dengan penyebab utama dan rekomendasi.”
Pekan ini, CEO Air India Campbell Wilson mengimbau karyawan maskapai untuk tidak membuat asumsi dini terkait kecelakaan tersebut dan menegaskan bahwa penyelidikan masih berlangsung. Ia juga menolak memberikan komentar tentang para pilot.
Salah seorang juru bicara Air India menyatakan perusahaan sepenuhnya bekerja sama dengan proses penyelidikan dan menekankan bahwa tidak ada masalah dengan kualitas bahan bakar dan tidak ada kelainan pada proses lepas landas.
Asosiasi Pilot Maskapai India menyatakan nada laporan tersebut mengisyaratkan adanya kecenderungan menyalahkan pilot. Hal itu mereka sampaikan tak lama setelah laporan awal dirilis. Asosiasi tersebut menyerukan penyelidikan yang adil dan berbasis fakta dan menolak “praduga”. (Anadolu/I-1)
JUMLAH korban tewas dalam kecelakaan pesawat penumpang milik Air India terus bertambah. Otoritas kepolisian mengonfirmasi 279 jenazah korban kecelakaan pesawat Air India telah ditemukan.
Menurut laporan kepolisian setempat, kotak hitam pesawat Air India tersebut ditemukan oleh tim dari Direktorat Jenderal Penerbangan Sipil India (DGCA).
DALAM peristiwa tragis kecelakaan pesawat Air India yang menewaskan 241 orang, muncul satu kisah ajaib. Seorang warna negara Inggris keturunan India, Vishwashkumar Ramesh, berhasil selamat.
Vishwash Kumar Ramesh, korban selamat Air India, dalam kondisi stabil dan sudah berbicara dengan keluarganya.
Menurut keterangan resmi, insiden kecelakaan pesawat Air India terjadi di luar perimeter bandara, menimpa area permukiman yang di dalamnya terdapat asrama dokter.
VISWASH Kumar Ramesh, 38, memberikan kesaksian yang mencengangkan setelah lolos dari pengalaman maut dari kecelakaan Pesawat Air India.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved