Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Israel Tuding Hamas Lakukan Kekerasan Seksual, PBB: Belum Ada Bukti Independen

Ferdian Ananda Majni
11/7/2025 22:47
Israel Tuding Hamas Lakukan Kekerasan Seksual, PBB: Belum Ada Bukti Independen
Warga Gaza antre pembagian makanan.(Al Jazeera)

LAPORAN baru dari Israel menuduh Hamas menggunakan kekerasan seksual sebagai senjata perang selama serangan 7 Oktober. Namun, seorang pejabat tinggi PBB menyatakan belum ada bukti independen yang mendukung klaim tersebut.

"Sejauh pemahaman saya, baik Komisi (PBB) maupun mekanisme hak asasi manusia independen lain tidak menetapkan bahwa kekerasan seksual atau berbasis gender dilakukan terhadap warga Israel pada atau sejak 7 Oktober sebagai alat perang sistematis atau sebagai alat genosida," kata Reem Alsalem, Pelapor Khusus PBB untuk Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak Perempuan, dalam pernyataannya seperti dilansir Middle East Minitor, Jumat (11/7).

Komentar tersebut menanggapi publikasi berjudul A Quest for Justice, laporan baru yang disusun oleh para pakar hukum dan gender Israel di bawah Proyek Dinah. 

Laporan ini mengeklaim bahwa kekerasan seksual digunakan secara terkoordinasi oleh Hamas dalam serangannya ke Israel selatan pada 7 Oktober. 

Disebutkan ada setidaknya 17 insiden yang mencakup pemerkosaan, mutilasi, pemaksaan telanjang, serta dugaan pelecehan seksual terhadap sandera di Jalur Gaza, Palestina

Laporan tersebut juga menyebut sandera pria mengalami penghinaan seksual dan menyerukan agar PBB mengklasifikasikan Hamas sebagai kelompok yang menggunakan kekerasan seksual sebagai strategi perang.

Namun, para pakar hak asasi manusia internasional menekankan pentingnya verifikasi independen atas tuduhan semacam ini. 

Alsalem mencatat bahwa meskipun Komisi Penyelidikan PBB menemukan pola yang menunjukkan kekerasan seksual terhadap perempuan Israel di berbagai lokasi, tetapi komisi itu tidak dapat memverifikasi tuduhan spesifik secara independen karena Israel menghalangi penyelidikannya.

Sementara itu, Hamas membantah keras tuduhan tersebut. Serangan pada 7 Oktober menewaskan lebih dari 1.200 warga Israel. 

Namun sejumlah laporan menyebut banyak korban jiwa terjadi karena penerapan Arahan Hannibal atau kebijakan militer Israel yang bertujuan mencegah penculikan warga atau tentara dengan segala cara, termasuk menembak ke arah lokasi sandera. 

Kebijakan ini diduga digunakan di beberapa titik selama serangan, seperti festival Nova dan pos militer. Pasukan Israel menembakkan senjata berat ke tempat perlindungan para sandera.

Pada Maret lalu, Dewan Hak Asasi Manusia PBB merilis laporan terpisah berjudul Lebih dari yang Dapat Ditanggung Manusia, yang mendokumentasikan penggunaan kekerasan seksual dan kekerasan berbasis gender secara sistematis oleh Israel sejak memulai serangannya di Gaza. 

Laporan ini menyimpulkan bahwa perempuan dan anak-anak menjadi korban paling terdampak akibat penghancuran infrastruktur sipil dan layanan kesehatan.

Sejak serangan 7 Oktober, lebih dari 57.000 warga Palestina dilaporkan tewas dalam operasi militer Israel di Gaza, sebagian besar merupakan perempuan dan anak-anak, menurut data Kementerian Kesehatan setempat. 

Berbagai badan PBB dan lembaga hak asasi manusia telah berkali-kali menuduh Israel melakukan pelanggaran hukum internasional, termasuk penggunaan kelaparan sebagai alat tekanan terhadap warga sipil. (I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya